Berita Borneotribun.com: Vaksin Covid-19 Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Vaksin Covid-19. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Vaksin Covid-19. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 April 2021

40 Personel Batalyon Vaksinator Polresta Mataram Siap Kawal Vaksinasi Lansia

40 Personel Batalyon Vaksinator Polresta Mataram Siap Kawal Vaksinasi Lansia
40 Personel Batalyon Vaksinator Polresta Mataram Siap Kawal Vaksinasi Lansia.

BorneoTribun Mataram, NTB - Polresta Mataram dan polsek jajaran terus berupaya mengawal kegiatan vaksinasi lansia. Pengawalan kegiatan vaksinasi lansia di wilayah hukum Polresta Mataram. Untuk meningkatkan capaian vaksinasi lansia ini. 

Pelaksanaan vaksinasi dilakukan di sejumlah posyandu. Posyandu dipilih sebagai upaya jemput bola pemerintah untuk meningkatkan capaian vaksinasi lansia. ‘’ Kami tetap melaksanakan dan melanjutkan kegiatan pengawalan vaksinasi untuk lansia di wilayah hukum Polresta Mataram,’’ ungkap Kasat Binmas Polresta Mataram, Kompol Dahlan, Senin (26/04/2021). 

Pengawalan ini dimaksimalkan Kepolisian dengan menurunkan Bhabinkamtibmas setempat. Seperti pelaksanaan vaksinasi di Balai Banjar Mumbul Lingkungan Pagesangan Utara Polsek Pagutan. Bhabinkamtibmas setempat mengawal vaksinasi tahap kedua dengan peserta puluhan lansia. 

Berikutnya Polsek Lingsar mengawal kegiatan vaksinasi lansia di Puskesmas Sigerongan dan Polindes Gontoran Kecamatan Lingsar. Pengawalan diberikan langsung oleh personel Polsek Lingsar. ‘’ Kami juga memantau pelaksanaan Vaksinasi agar pelaksanannya sesuai prokes. Bhabinkamtibmas langsung memberikan pendampingan di lokasi,’’ tuturnya. 

Untuk mengawal jalan Vaksinasi ini. Polda NTB menunjuk 40 personel Polresta Mataram sebagai anggota Batalyon Vaksinator. Personel yang ditunjuk bertugas untuk mengawal dan membantu pemberian vaksin kepada masyarakat. ‘’ Batalyon Vaksinator ini mengadakan koordinasi dan kerjasama yang sebaik-baiknya dengan unsur terkait. Mereka juga harus siap mengawal kegiatan vaksinasi kepada masyarakat,’’ katanya. 

Saat kegiatan Vaksinasi berlangsung. Petugas juga mensosialisasikan kegiatan Kampung Sehat Jilid II yang diinisiasi Kapolda NTB, Irjen Pol Muhammad Iqbal. Warga diminta dan diimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Karena cara tersebut ampuh untuk menekan penyebaran Covid-19. ‘’ Sekarang masih sedang berlangsung Lomba Kampung Sehat Jilid II. Tetap jangan lupa untuk mematuhi Protokol Kesehatan. Capaian Vaksinasi lansia kita juga harus mencapai target,’’ tutup Dahlan.(Adbravo)

Senin, 19 April 2021

Tahap ke-8, Enam Juta Bahan Baku Vaksin COVID-19 Tiba di Tanah Air

Tahap ke-8, Enam Juta Bahan Baku Vaksin COVID-19 Tiba di Tanah Air
Kedatangan 6 juta bahan baku vaksin di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (18/04/2021). (Sumber: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

BorneoTribun Jakarta -- Pemerintah kembali mendatangkan vaksin COVID-19 ke Tanah Air. Hari ini, Minggu (18/04/2021) siang, tiba sebanyak enam juta bahan baku (bulk) vaksin Sinovac, di Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

“Hari ini, kami menerima kedatangan 6 juta bulk vaccine dari Sinovac, China, yang merupakan bagian dari pengiriman 140 juta bulk vaccine yang akan kita terima tahun ini,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi G. Sadikin dalam keterangan pers menyambut kedatangan vaksin di Bandara Soekarno Hatta, Minggu (18/04/2021).

Ini adalah kedatangan vaksin COVID-19 tahap ke-8 di Indonesia. Sebelumnya, vaksin COVID-19 tahap pertama tiba di Tanah Air pada 6 Desember 2020 berupa vaksin jadi produksi Sinovac sebanyak 1,2 juta dosis. Kemudian, pada 31 Desember 2020, pada tahap kedua, kembali didatangkan sebanyak 1,8 juta dosis vaksin jadi produksi Sinovac.

Kemudian, pada 12 Januari 2021 atau tahap ketiga, didatangkan sebanyak 15 juta bahan baku vaksin Sinovac. Pada tahap keempat, sebanyak 10 juta bahan baku vaksin Sinovac tiba pada tanggal 2 Februari 2021 .

Selanjutnya, pada 2 Maret 2021 lalu, pada tahap kelima, kembali tiba sebanyak 10 juta bahan baku vaksin COVID-19 produksi Sinovac. Kemudian, pada tahap keenam pada tanggal 8 Maret lalu tiba di Tanah Air sebanyak 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca dalam bentuk jadi.

Terakhir, pada 25 Maret 2021, tiba sebanyak 16 juta bahan baku vaksin produksi Sinovac.

Dengan kedatangan vaksin tahap ke-8 ini, disampaikan Menkes, Indonesia telah menerima 59,5 bahan baku vaksin dari Sinovac yang kemudian diproses lebih lanjut oleh BUMN Bio Farma menjadi vaksin jadi.

“Kalau sudah dikonversi menjadi dosis akan jadi sekitar 46-47 juta dosis. Dan, sampai sekarang sudah ada sekitar 22 juta dosis dari 46 juta [dosis] yang masuk, yang sudah kita terima dari Bio Farma dan sudah kita distribusikan ke seluruh daerah,” ujarnya.

Dalam satu bulan ke depan, ungkap Menkes, diharapkan akan diterima tambahan sekitar 20 juta dosis vaksin jadi hasil produksi Bio Farma. Dengan tambahan pasokan vaksin tersebut, Menkes berharap agar program vaksinasi yang dilakukan di seluruh Indonesia pada bulan April-Mei dapat berjalan lancar dan baik.

“Pesan saya kepada seluruh teman-teman di daerah, kepala daerah, gubernur, bupati, dan wali kota, terus jalankan program vaksinasi. MUI [Majelis Ulama Indonesia] sudah bilang bahwa selama bulan puasa vaksinasi tidak membatalkan puasa, jadi terus dijalankan,” pungkas Menkes.  

(TGH/UN)

Minggu, 18 April 2021

Tahap ke-8, Enam Juta Bahan Baku Vaksin COVID-19 Tiba di Tanah Air

Tahap ke-8, Enam Juta Bahan Baku Vaksin COVID-19 Tiba di Tanah Air
Kedatangan 6 juta bahan baku vaksin di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (18/04/2021). (Sumber: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Pemerintah kembali mendatangkan vaksin COVID-19 ke Tanah Air. Hari ini, Minggu (18/04/2021) siang, tiba sebanyak enam juta bahan baku (bulk) vaksin Sinovac, di Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

“Hari ini, kami menerima kedatangan 6 juta bulk vaccine dari Sinovac, China, yang merupakan bagian dari pengiriman 140 juta bulk vaccine yang akan kita terima tahun ini,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi G. Sadikin dalam keterangan pers menyambut kedatangan vaksin di Bandara Soekarno Hatta, Minggu (18/04/2021).

Ini adalah kedatangan vaksin COVID-19 tahap ke-8 di Indonesia. Sebelumnya, vaksin COVID-19 tahap pertama tiba di Tanah Air pada 6 Desember 2020 berupa vaksin jadi produksi Sinovac sebanyak 1,2 juta dosis. Kemudian, pada 31 Desember 2020, pada tahap kedua, kembali didatangkan sebanyak 1,8 juta dosis vaksin jadi produksi Sinovac.

Kemudian, pada 12 Januari 2021 atau tahap ketiga, didatangkan sebanyak 15 juta bahan baku vaksin Sinovac. Pada tahap keempat, sebanyak 10 juta bahan baku vaksin Sinovac tiba pada tanggal 2 Februari 2021 .

Selanjutnya, pada 2 Maret 2021 lalu, pada tahap kelima, kembali tiba sebanyak 10 juta bahan baku vaksin COVID-19 produksi Sinovac. Kemudian, pada tahap keenam pada tanggal 8 Maret lalu tiba di Tanah Air sebanyak 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca dalam bentuk jadi.

Terakhir, pada 25 Maret 2021, tiba sebanyak 16 juta bahan baku vaksin produksi Sinovac.

Dengan kedatangan vaksin tahap ke-8 ini, disampaikan Menkes, Indonesia telah menerima 59,5 bahan baku vaksin dari Sinovac yang kemudian diproses lebih lanjut oleh BUMN Bio Farma menjadi vaksin jadi.

“Kalau sudah dikonversi menjadi dosis akan jadi sekitar 46-47 juta dosis. Dan, sampai sekarang sudah ada sekitar 22 juta dosis dari 46 juta [dosis] yang masuk, yang sudah kita terima dari Bio Farma dan sudah kita distribusikan ke seluruh daerah,” ujarnya.

Dalam satu bulan ke depan, ungkap Menkes, diharapkan akan diterima tambahan sekitar 20 juta dosis vaksin jadi hasil produksi Bio Farma. Dengan tambahan pasokan vaksin tersebut, Menkes berharap agar program vaksinasi yang dilakukan di seluruh Indonesia pada bulan April-Mei dapat berjalan lancar dan baik.

“Pesan saya kepada seluruh teman-teman di daerah, kepala daerah, gubernur, bupati, dan wali kota, terus jalankan program vaksinasi. MUI [Majelis Ulama Indonesia] sudah bilang bahwa selama bulan puasa vaksinasi tidak membatalkan puasa, jadi terus dijalankan,” pungkas Menkes. 

(TGH/UN)

Rabu, 14 April 2021

Amerika Serukan Penghentian Sementara Penggunaan Vaksin Johnson & Johnson

Amerika Serukan Penghentian Sementara Penggunaan Vaksin Johnson & Johnson
Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson terlihat di Rumah Sakit Universitas South Shore milik Northwell Health di Bay Shore, New York, AS, 3 Maret 2021. (Foto: REUTERS/Shannon Stapleto)

BorneoTribun.com -- Badan-badan kesehatan federal Amerika Serikat (AS) pada Selasa (13/4) menyerukan penghentian segera penggunaan vaksin virus corona dosis tunggal Johnson & Johnson, setelah enam penerimanya di AS mengalami gangguan kesehatan langka yang melibatkan penggumpalan darah dalam waktu sekitar dua minggu setelah divaksinasi.

Keenam penerimanya adalah perempuan berusia antara 18 dan 48 tahun. Seorang di antaranya meninggal dan perempuan kedua di Nebraska telah dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.

Hampir tujuh juta orang di Amerika Serikat telah menerima suntikan Johnson & Johnson sejauh ini, dan sekitar sembilan juta lebih dosis telah dikirim ke negara-negara bagian, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

“Kami merekomendasikan jeda dalam penggunaan vaksin ini karena perlu berhati-hati," kata Dr. Peter Marks, Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA), dan Dr. Anne Schuchat, Wakil Direktur Utama CDC, dalam pernyataan bersama. "Saat ini, kejadian buruk ini tampaknya sangat jarang terjadi."

Seorang pekerja medis menyiapkan jarum suntik dengan dosis vaksin COVID-19 Johnson & Johnson selama kunjungan Wakil Presiden AS Kamala Harris ke pusat vaksinasi di Chinatown, di Chicago, Illinois, AS, 6 April 2021. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)

Sementara langkah itu ditujukan sebagai rekomendasi untuk praktisi kesehatan di negara-negara bagian, pemerintah federal diharapkan untuk menghentikan sementara pemberian vaksin itu di semua pusat vaksinasi yang dikelola pemerintah federal.

Pejabat federal berharap pejabat kesehatan negara bagian akan menganggap itu sebagai sinyal kuat untuk melakukan hal yang sama. Dalam waktu dua jam setelah pengumuman, Gov. Mike DeWine dari Ohio, seorang Republikan, menyarankan semua penyedia kesehatan di negara bagiannya untuk sementara berhenti memberikan suntikan Johnson & Johnson. Negara Bagian New York dan Connecticut dengan segera mengikutinya. [ab/uh]

Oleh: VOA

Kamis, 08 April 2021

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin katakan Pengiriman 100 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca Tertunda

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin katakan Pengiriman 100 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca Tertunda
Pekerja membongkar boks vaksin AstraZeneca yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, 8 Maret 2021. (Foto: Muhammad Iqbal/Antara via REUTERS)

BorneoTribun Jakarta -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kamis (8/4), mengatakan jadwal pengiriman 100 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca mengalami penundaan. Sementara, seorang pejabat memperingati bahwa keterlambatan pasokan tersebut dapat menghambat program vaksinasi nasional.

Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia hanya akan menerima 20 juta dosis vaksin AstraZeneca melalui kesepakatan bilateral pada 2021, lebih kecil dari kesepakatan semula sebanyak 50 juta dosis.

Sebanyak 30 juta dosis sisanya, menurut Menkes, akan dikirim pada kuartal kedua 2022. Indonesia juga dijadwalkan untuk menerima 54 juta dosis vaksin AstraZeneca secara bertahap melalui skema aliansi vaksin global COVAX. Namun, Budi mengatakan pembatasan ekspor oleh India akan menunda pengiriman tersebut pada April.

“Itu sesuatu yang tidak bisa kami terima dan kami sedang bernegosiasi dengan AstraZeneca. Jadi itu 100 juta dosis vaksin yang jadwalnya masih belum jelas,” ujarnya. AstraZeneca tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sekretaris perusahaan BUMN farmasi, Bio Farma, yang mendistribusikan vaksin, menolak berkomentar.

Budi mengatakan bahwa karena penundaan, laju vaksinasi perlu dipercepat antara Mei dan Juni dan dosis yang tersedia akan diberikan untuk para lansia dan guru. Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan kepada Reuters penundaan itu dapat berdampak pada program vaksinasi Indonesia "jika kami tidak mendapatkan vaksin lain sebagai pengganti."

Selain AstraZeneca, Indonesia sangat bergantung pada vaksin yang diproduksi oleh Sinovac Biotech dari China untuk program vaksinasi yang dimulai pada Januari. Pemerintah menargetkan untuk menjangkau 181,5 juta orang dalam waktu satu tahun sebagai upaya mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity.

Lebih dari 9,22 juta orang, setidaknya telah mendapatkan satu dosis vaksin melalui program vaksinasi nasional.

Pemerintah Indonesia telah berjuang untuk mengendalikan salah satu epidemi terburuk di Asia. Kasus virus corona di Tanah Air hingga Rabu, 7 April, mencapai lebih dari 1,54 juta dengan 42 ribu kematian. [ah/au/ft]

Oleh: VOA

Rabu, 07 April 2021

160 Personel Polres Sekadau Jalani Vaksinasi Gelombang Dua

160 Personel Polres Sekadau Jalani Vaksinasi Gelombang Dua
160 Personel Polres Sekadau Jalani Vaksinasi Gelombang Dua

BorneoTribun Sekadau, Kalbar -- Program vaksinasi yang diperuntukkan bagi personel Polres Sekadau kembali digelar di aula Bhayangkara Patriatama pukul 09.00 WIB, Rabu 7 April 2021.

Kegiatan yang berlangsung sejak kemarin (6/4) ini merupakan vaksinasi gelombang 2 yang ditujukan bagi personel yang belum mendapatkan vaksin pada bulan Maret lalu.

Kapolres Sekadau melalui Kabag Sumda Kompol Tommy Cahyadi menjelaskan, vaksinasi gelombang 2 ditujukan bagi 160 personel yang belum mendapat suntikan vaksin.

"Seluruh personel Polres Sekadau kini sudah disuntik vaksin Sinovac untuk mewujudkan dan mendukung program pemerintah dalam mencegah dan menekan laju pandemi," ungkapnya.

Demikian halnya dengan protokol kesehatan, kata Kabag Sumda, meskipun sudah divaksin tetap harus diterapkan dalam kesehariannya, saat bertugas maupun di lingkungan sosial.

"Selain perlindungan dari wabah, penerapan prokes sebagai contoh kepada masyarakat akan pentingnya 5M dalam segala aktivitas, mencegah penyebaran Covid-19," jelas Kabag Sumda. 

(Yk/My/Humas Polres)

Senin, 05 April 2021

Vaksinasi COVID-19 di Bulan Ramadhan tetap Berajalan

Vaksinasi COVID-19 di Bulan Ramadhan tetap Berajalan
Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 secara drive thru. (Foto: Dok. Humas Setkab)

BorneoTribun Jakarta -- Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa nomor 13 Tahun 2021 tentang Hukum Vaksinasi COVID-19 pada Saat Berpuasa yang  menyatakan bahwa vaksinasi tersebut tidak membatalkan puasa dan boleh dilakukan bagi umat Islam yang sedang berpuasa. 

Untuk itu, pada bulan Ramadan mendatang, pemerintah tetap akan terus menggelar vaksinasi bagi semua sasaran yang telah ditetapkan untuk tahapan vaksinasi saat ini.

“[Berdasarkan] fatwa tersebut direkomendasikan MUI agar pemerintah dapat melakukan vaksinasi di bulan Ramadan demi mencegah penularan COVID-19." 

"Vaksinasi yang akan dilakukan di bulan Ramadan ini nantinya akan dilakukan dengan memperhatikan kondisi umat Islam yang sedang menjalankan puasa,” ujar Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, pada keterangan pers yang disampaikan secara virtual, Minggu (04/04/2021).

Nadia menegaskan, proses vaksinasi bagi umat muslim dapat dilakukan di siang hari pada saat menjalankan ibadah puasa Ramadan, artinya pemberian vaksinasi itu tidak membatalkan puasa.

“Sebenarnya fungsi dari puasa ini sendiri kan adalah seperti detoksifikasi, jadi sebenarnya puasa sendiri memberikan manfaat yang luar biasa untuk kesehatan kita."

"Artinya, walaupun dalam kondisi berpuasa, kondisi tubuh kita itu tidak berpengaruh terhadap pemberian vaksinasi,” ucapnya.

Nadia menyampaikan, tidak ada persiapan khusus dari pemerintah untuk melaksanakan vaksinasi di bulan Ramadan. 

Kepada peserta vaksinasi, ia berpesan agar istirahat cukup dan sahur dengan makan makanan bergizi seimbang.

“Untuk proses vaksinasinya sendiri kita akan tetap melakukan vaksinasi pada pagi hari sampai sore, dan mungkin dapat juga dilakukan malam hari atau bisa juga dilakukan di masjid pada malam hari, asal tidak mengganggu ibadah di bulan Ramadan,”  pungkasnya.

(HUMAS KEMENKES/UN)

Pihak Facebook luncurkan fitur foto dukung vaksin COVID-19

Pihak Facebook luncurkan fitur foto dukung vaksin COVID-19
Bingkai ajakan ikut vaksinasi COVID-19 di foto profil Facebook. (about.fb.com)

BorneoTribun.com - Raksasa jejaring sosial Facebook mengumumkan fitur terbaru untuk foto profil, berupa bingkai untuk mendukung program vaksinasi COVID-19.

Melansir blog resmi Facebook, bingkai foto tentang vaksin COVID-19 saat ini tersedia di Amerika Serikat dan Inggris Raya, bekerja sama dengan otoritas kesehatan setempat. 

Bingkai foto yang baru ini berisi tulisan mengafjak pengguna lainnya untuk ikut divaksin COVID-19. 

Menurut Facebook, dalam siaran tersebut, orang akan mau divaksin begitu melihat orang-orang di sekeliling mereka juga divaksin.

Di Amerika Serikat, Facebook bekerja sama dengan Department of Health and Human Sevices (HHS) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) untuk bingkai foto ajakan ikut vaksin COVID-19 ini.

Sementara di Inggris Raya, media sosial ini bekerja sama dengan National Health Services (NHS).

"Dengan bekerja erat bersama otoritas kesehatan nasional maupun global dan menggunakan kemampuan kami untuk menjangkau orang secara cepat,"

"Kami menjalankan bagian kami untuk membantu orang mendapatkan informasi yang terpercaya, mendapatkan vaksin dan mendorong orang lain melakukan hal yang sama agar kita bisa sehat bersama," kata Facebook.

Setelah bingkai foto, Facebook dalam beberapa pekan ke depan akan menampilkan ikhtisar di laman Kabar Berita tentang siapa saja teman di jejaring sosial yang menggunakan foto profil berisi ajakan vaksin COVID-19. (*)

Minggu, 04 April 2021

CDC Izinkan Warga yang Sudah Divaksin Untuk Lakukan Perjalanan Tanpa Uji Medis COVID-19

CDC Izinkan Warga yang Sudah Divaksin Untuk Lakukan Perjalanan Tanpa Uji Medis COVID-19
Wisatawan yang mengenakan masker pelindung wajah untuk mencegah penyebaran COVID-19 di bandara di Denver, Colorado, AS, 24 November 2020. (Foto: REUTERS/Kevin Mohatt)

BorneoTribun Internasional -- Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit CDC hari Jumat (2/4) memperbarui pedoman bagi warga Amerika yang sudah divaksin.

CDC mengatakan warga yang sudah divaksinasi lengkap dapat melakukan perjalanan di dalam Amerika tanpa perlu diuji medis atau menjalani karantina setelah perjalanan itu.

Sebelumnya CDC memperingatkan warga agar tidak melakukan perjalanan yang tidak perlu, bahkan untuk mereka yang sudah divaksinasi sekali pun; tetapi mengatakan bahwa pihaknya akan memperbarui panduannya ketika sudah semakin banyak orang yang divaksinasi dan adanya bukti tentang perlindungan yang diberikan vaksinasi itu.

Menurut CDC hampir 100 juta orang di Amerika – atau sekitar 30 persen dari populasi – telah divaksinasi setidaknya satu dosis vaksin COVID-19. Seseorang dianggap telah divaksinasi penuh setelah menerima dua dosis vaksin.

Orang yang belum divaksinasi disarankan untuk tetap menghindari perjalanan yang tidak perlu.

Panduan baru CDC itu menyatakan :

  • Orang yang telah divaksinasi penuh dapat melakukan perjalanan di Amerika tanpa Uji Medis COVID-19 atau menjalani karantina
  • Orang harus tetap mengenakan masker, menjaga jarak sosial dan menghindari kerumunan.
  • Untuk perjalanan internasional, orang yang divaksinasi tidak perlu menjalani Uji Medis COVID-19 sebelum berangkat, meskipun beberapa negara tujuan mungkin memerlukan hasil uji medis itu.
  • Untuk perjalanan internasional ini, orang yang telah divaksinasi harus tetap memiliki hasil Uji Medis COVID-19 negatif sebelum naik pesawat terbang, dan kembali menjalani uji medis 3-5 hari setelah kembali. Mereka tidak perlu menjalani karantina.

CDC mencatat potensi terjangkit varian baru virus itu dan perbedaan cakupan vaksin di seluruh dunia sebagai peringatan ketika melakukan perjalanan ke luar negeri.

Dalam pedoman yang diperbarui itu, CDC mengutip riset baru-baru ini tentang dampak vaksin di dunia nyata. CDC sebelumnya mengatakan orang-orang yang telah divaksinasi penuh dapat saling mengunjungi satu sama lain tanpa perlu mengenakan masker atau melakukan pembatasan sosial.

Ditambahkan, orang-orang yang sudah divaksin dapat berada bersama orang yang belum divaksinasi dalam satu rumah yang sama, selama orang yang belum divaksinasi berisiko rendah menderita penyakit parah jika terjangkit.

Koordinator Satuan Tugas COVID-19 di Gedung Putih Jeffrey Zients mengatakan saat ini 2,9 juta orang divaksinasi setiap hari, dibanding 2,5 juta orang per hari pada minggu sebelumnya.

Zients juga mengatakan 52 persen warga lansia Amerika telah divaksinasi penuh. [em/pp]

Oleh: VOA Indonesia

Sabtu, 03 April 2021

KADIN Perkirakan Vaksinasi Gotong Royong Dimulai April 2021

KADIN Perkirakan Vaksinasi Gotong Royong Dimulai April 2021
Seorang perempuan yang memakai masker dan pelindung wajah terlihat saat petugas kesehatan bersiap untuk menyuntiknya dengan vaksin Sinovac selama program vaksinasi massal COVID-19 di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, 31 Maret 2021. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawa)

Skema vaksinasi mandiri atau gotong-royong yang dilakukan oleh korporasi kepada para karyawannya akan dimulai pada pertengahan atau akhir April 2021.


BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Shinta Widjaja Kamdani memperkirakan skema vaksinasi mandiri atau gotong royong COVID-19 akan dimulai pada April 2021.

“Kami menunggu dari pemerintah karena penyedianya ada di Bio Farma," ungkapnya kepada VOA di Jakarta, Jumat (2/4). "Pertengahan atau akhir April," tambahnya.

Lanjutnya, hingga saat ini sudah ada 17.500 perusahaan yang mendaftar ke KADIN Indonesia untuk ikut program vaksinasi COVID-19 mandiri yang akan dilaksanakan dalam dua gelombang. Dari jumlah itu, ujar Shinta, terdapat 8,6 juta peserta yang terdiri dari karyawan sendiri dan ada juga yang menyertakan keluarganya.

Adapun perusahaan yang ikut mendaftar dalam program vaksinasi COVID-19 gotong-royong ini cukup beragam, yakni manufaktur, properti, transportasi dan lain-lain.

“Hampir semua ada, sampai UMKM ada. UMKM mungkin sekitar 20-30 persen,” kata Shinta.

Shinta mengatakan KADIN Indonesia belum tahu berapa harga yang akan dipatok oleh pemerintah untuk vaksin yang akan digunakan vaksinasi gotong-royong karena pemerintah masih bernegosiasi dengan produsen vaksin, yaitu Sinopharm dan Moderna.

Setelah mendapat harga pasti dari pemerintah, paparnya, KADIN akan menawarkan kepada perusahaan-perusahaan yang sudah mendaftar.

Para perempuan bereaksi saat menunggu dalam masa observasi setelah menerima vaksin Sinovac saat program vaksinasi massal COVID-19 di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, 31 Maret 2021. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)

KADIN Indonesia, katanya, menjamin bahwa vaksinasi diberikan gratis kepada karyawan dan pengusaha tidak akan memotong gaji karyawan untuk biaya vaksinasi COVID-19.

Ditambahkannya, pihak swasta sudah siap untuk melakukan program vaksinasi gotong-royong tersebut dengan melibatkan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan swasta yang ada di seluruh Indonesia. Karena itu, ia yakin bahwa vaksinasi gotong-royong ini tidak akan mengganggu program vaksinasi COVID-19 oleh pemerintah

“Jadi kalau kita lihat memang kan ini terpisah. Jenis vaksinnya beda, jadi mestinya sama sekali tidak mengganggu. Fasilitas kesehatannya juga beda. Kita pakai faskes swasta. Jadi, mestinya sama sekali tidak mengganggu,” paparnya.

Shinta menambah vaksinasi gotong-royong justru bisa membantu mempercepat program vaksinasi dan meringankan beban pemerintah karena pelaku usaha membiayai sendiri program itu.

Ia juga yakin setelah vaksinasi massal COVID-19 oleh pemerintah dan vaksinasi mandiri yang dilakukan oleh perusahaan selesai, roda perekonomian bisa kembali normal.

“Jadi antusiasme sangat besar dari pelaku usaha, karena kita melihat untuk memulihkan ekonomi persyaratannya harus pandeminya bisa dikontrol dan itu tidak cukup dengan protokol kesehatan saja. Harus ada program vaksinasi,” tuturnya.

Jenis Vaksin Gotong Royong

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakam program vaksinasi gotong-royong akan menggunakan vaksin buatan Sinopharm dari China dan Moderna dari Amerika Serikat.

Dirut PT Bio Farma Honesti Basyir dalam telekonferensi pers di Jakarta, Selasa (8:12) mengatakan kandidat vaksin COVID-19 Sinovac akan segera di uji mutunya bersama BPOM (Foto: VOA).

“Rencana kita akan memasukkan sekitar 15 juta dosis dari Sinopharm ini sampai dengan Q-2 2021 (kuartal kedua). Sekarang kita lagi negosiasi finalisasi dengan Sinopharm, dan juga lagi proses untuk mendapatkan EUA dari Badan POM,” Honesti menjelaskan dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR dengan PT Biofarma, PT Kimia Farma dan PT Indofarma yang disiarkan di kanal Youtube Komisi VI DPR RI, Senin (29/3).

Vaksin Moderna rencananya akan tersedia sebanyak 5,2 juta dosis dan diperkirakan masuk ke Tanah Air pada kuartal ketiga 2021.

Honesti mengatakan setidaknya ada 806 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang siap mendukung program vaksinasi dengan skema mandiri ini. Jumlah itu terdiri dari 65 fasyankes yang dimiliki oleh jaringan Bio Farma, 504 yang dimiliki oleh Kimia Farma dan 237 milik swasta lainnya.

Dia memperkirakan program itu bisa melaksanakan 3-4 juta vaksinasi per bulan dengan asumsi satu vaksinator melakukan 75-100 vaksinasi per hari.

“Kalau semuanya ini bisa kita optimalkan, ini juga sangat membantu dari potensi kecepatan vaksinasi,” ujarnya.

Dia menambahkan semua data vaksinasi COVID-19, baik dari program pemerintah maupun program vaksinasi gotong-royong, akan terintegrasi dalam satu data, yang akan dikembangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan perusahaan BUMN lainnya, seperti Telkomsel.

Dengan demikian, ujarnya, seluruh proses vaksinasi, mulai dari vaksin, distribusi dan pelaksanaan, bisa lebih transparan. Hal ini membantu untuk memonitor efektivitas masing-masing program untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity. [gi/ft]

Oleh: VOA Indonesia

Jumat, 02 April 2021

Vice President Corporate Affairs Gojek Michael Say Apresiasi Pemerintah Daerah Prioritaskan Mitra untuk Divaksin

Vice President Corporate Affairs Gojek Michael Say Apresiasi Pemerintah Daerah Prioritaskan Mitra untuk Divaksin
Petugas gojek. Foto medium

BORNEOTRIBUN JAKARTA --Vice President Corporate Affairs Gojek, Michael Say, mengapresiasi kebijakan pemerintah daerah yang memprioritaskan para mitra Gojek sebagai penerima vaksin COVID-19.

"Kami sangat mengapresiasi kebijakan dan upaya pemerintah daerah dalam memprioritaskan pekerja pelayanan publik, termasuk para mitra Gojek di berbagai daerah sebagai penerima vaksin," ujar Michael dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Michael mengatakan hingga kini sudah ribuan mitra Gojek yang mendapatkan vaksin COVID-19 di sembilan kota. Melalui vaksinasi COVID-19 ini, kata dia, para mitra pengemudi akan semakin terlindungi dari paparan virus corona.

Dengan demikian, para mitra Gojek bisa terus menafkahi keluarga sekaligus memberikan layanan yang aman dan profesional kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Michael menambahkan bahwa Gojek telah dan terus siaga mendukung pemerintah dalam mencapai target program Vaksinasi COVID-19 di seluruh kota di Indonesia dengan melibatkan para mitranya didukung oleh seluruh jajaran perusahaan.

"Dengan dukungan dan partisipasi seluruh masyarakat, kami berharap kebijakan pemerintah dalam menekan penyebaran COVID-19 ini dapat berjalan dengan lancar," kata Michael.

Gojek, kata dia, juga terus mengkampanyekan protokol kesehatan melalui kampanye J3K (jaga kesehatan, keamanan dan kebersihan) serta #PesanDariRumah, yang mengingatkan para mitra dan pengguna Gojek untuk saling menjaga selama menggunakan layanan Gojek.

Sementara itu, salah seorang mitra pengemudi Gojek yang beroperasi di wilayah Solo Irsan Hendrik Prasetio mengaku bersyukur mendapat perhatian besar dari pemerintah untuk mendapatkan vaksinasi.

Langkah ini memberikan kepercayaan kepada dirinya untuk semakin giat berkerja tanpa takut berlebihan untuk tertular atau menularkan virus COVID-19.

“Alhamdulillah, Pemerintah Kota Solo memberikan prioritas vaksinasi ini kepada mitra Gojek Solo Raya di Balai Kota. Ini perhatian besar Pemerintah Kota Solo kepada kami yang senantiasa bersinggungan dengan banyak orang setiap hari. Vaksinasi ini memberikan rasa aman dan tenang bagi kami yang mencari rejeki di jalan,” ujar dia.

Menurutnya, vaksinasi yang diterimanya pada tanggal 22 Maret lalu baru tahap pertama dan tahap kedua rencananya akan diadakan tanggal 5 atau 19 April mendatang. Hendrik mengungkapkan terdapat sebanyak 125 mitra Gojek Solo Raya ikut serta dalam vaksinasi pada tahap pertama.

“Saya berharap pemerintah kabupaten lain di Surakarta dan sekitarnya segera mengikuti anjuran pemerintah pusat ini sehingga akan lebih banyak mitra pengemudi Gojek yang segera divaksin di tahap berikutnya,” kata Hendrik.

Selain rasa aman, Hendrik mengatakan tidak ada efek samping yang dirasakan di tubuhnya setelah menjalani vaksinasi itu, sebaliknya tubuh merasa lebih baik. “Hanya sedikit mengantuk. Tapi setelah istirahat sebentar, setelah vaksin itu tetap bisa melayani order penumpang dengan baik,” kata dia.

Di kesempatan berbeda, Torang Doloksaribu (59), salah satu mitra pengemudi asal Balikpapan, Kalimantan Timur, yang telah menjalani vaksin tahap pertama pekan lalu mengakui peran besar Gojek sebagai penyedia layanan publik, terutama dalam memberikan perlindungan yang maksimal bagi mitra pengemudinya.

Torang juga mengatakan notifikasi mengenai vaksinasi itu didapatnya langsung dari Gojek. Dia mendapatkan vaksinasi tahap pertama Bersama sekitar 200 mitra pengemudi Gojek lainnya di Balikpapan.

“Sejauh ini, saya merasa Gojek sangat proaktif dalam melindungi kesehatan dan keselamatan mitra pengemudi. Jauh sebelum merebaknya COVID-19 kami juga sudah difasilitasi dengan masker dan sebagainya. Lalu setelah COVID-19 merebak, kami difasilitasi dengan masker dan hand sanitizer, dan kendaraan kami diberikan disinfektan sepekan sekali," kata dia

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta, dr. Siti Wahyuningsih menyatakan vaksinasi terhadap pengemudi angkutan online dilakukan karena mereka termasuk kelompok beresiko untuk ditularkan dan menularkan, sehingga harus diberikan kekebalan secara bertahap.

"Namun kami juga mengingatkan setelah vaksinasi para mitra Gojek harus patuh dengan protokol kesehatan dengan menerapkan 3M," ujar dia.

Siti juga mengapresiasi Gojek dengan insiatif protokol J3K-nya. Hal itu sesuai dengan harapan pemerintah daerah agar pelaku usaha turut membantu pencegahan penyebaran virus corona.

"Inisiatif tersebut membantu melindungi mitra dan pengguna, karena mereka juga berisiko, siapa tahu ada yang positif tanpa gejala, dan sekat pembatas juga memberikan ketenangan kepada para penumpang," ucap Siti.

Oleh: Antaranews

WHO: Vaksinasi COVID-19 Sangat Lamban di Eropa

Dr. Hans Kluge, Direktur WHO Eropa
Dr. Hans Kluge, Direktur WHO Eropa

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan upaya vaksinasi COVID-19 di Eropa "sangat lamban" dalam menghadapi lonjakan baru virus dan varian baru yang lebih menular.

Dr. Hans Kluge, direktur WHO Eropa, Kamis (1/4) mendesak para pemimpin benua itu untuk "mempercepat proses dengan meningkatkan produksi, mengurangi hambatan dalam pemberian vaksin, dan menggunakan setiap botol yang dimiliki, sekarang."

Jumlah infeksi baru di seluruh Eropa lima minggu lalu turun di bawah 1 juta tetapi WHO mengatakan jumlah itu melonjak menjadi 1,6 juta kasus baru, dengan hampir 24.000 kematian.

Dr. Kluge mengatakan hampir 10% orang di seluruh Eropa telah mendapat setidaknya satu dosis vaksin, dan hanya 4% yang sudah divaksinasi penuh.

Upaya vaksinasi Eropa terhambat oleh masalah peluncuran vaksin Oxford-AstraZeneca. Prancis, Jerman dan Spanyol baru-baru ini mengumumkan membatasi penggunaan vaksin dua dosis itu karena khawatir bisa menyebabkan penggumpalan darah, meskipun Emer Cooke, direktur eksekutif badan obat-obatan Eropa, European Medicines Agency EMA, Rabu mengatakan pihaknya tidak menemukan bukti ilmiah untuk yang mendukung pembatasan tersebut.

Sementara itu, Pfizer-BioNTech pada Kamis mengumumkan vaksin mereka efektif melawan COVID-19 hingga enam bulan setelah vaksinasi penuh. Data tersebut berasal dari studi tahap akhir yang sedang berlangsung terhadap lebih dari 44.000 sukarelawan.

Menurut penelitian, vaksin itu 91% efektif melawan penyakit simptomatik dan bahkan lebih protektif dalam mencegah penyakit parah. Dari 927 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi terdeteksi hingga 13 Maret, 77 di antaranya adalah relawan yang mendapat vaksin dan 850 relawan yang mendapat suntikan palsu.

Mereka melaporkan tidak ada masalah keamanan yang serius dan vaksin tersebut juga tampaknya ampuh melawan varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.

Berita terbaru ini disampaikan sehari setelah Pfizer mengumumkan telah memproduksi 120 juta dosis vaksin COVID-19 untuk AS. Produsen obat tersebut siap mengirimkan 200 juta dosis pada akhir Mei dan 300 juta dosis pada akhir Mei. Juli, seperti yang mereka sumpah awal tahun ini.

Di tempat lain, Presiden Prancis Emmanuel Macron memerintahkan negara itu melakukan penutupan wilayah nasional ketiganya pada hari Rabu untuk mencegah gelombang ketiga COVID-19 menyebar ke seluruh negara.

Di antara langkah-langkah penutupan wilayah itu, Macron menutup semua sekolah selama tiga minggu mulai Senin.

Macron berharap sebelumnya ingin menghindari penutupan wilayah dan dampaknya terhadap ekonomi. Namun, jumlah kematian di negara itu mendekati 100.000 dan menghadapi kesulitan dalam peluncuran vaksin karena lebih lamban dari yang diharapkan. Peningkatan kasus melumpuhkan unit perawatan intensif di daerah-daerah yang dilanda pandemi virus corona.

"Kita akan kehilangan kendali jika tidak bergerak sekarang," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi kepada bangsa itu. Ia juga mengumumkan pembatasan perjalanan, mulai Sabtu, untuk seluruh negeri setidaknya selama sebulan. [my/jm]

Kamis, 01 April 2021

Vaksinasi Covid-19 "Drive Thru" di Loteng Sasar Pengguna Jalan

Vaksinasi Covid-19 "Drive Thru" di Loteng Sasar Pengguna Jalan.

BorneoTribun Lombok Tengah, NTB - Vaksinasi Covid-19 Drive Thru yang digelar Polres Lombok Tengah (Loteng) Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) menyasar seratusan pengguna jalan yang melintas di area Jalan Dipenogoro, depan Pengadilan Negeri Loteng, Kamis (01/4).

Kapolres Loteng, AKBP Esty Setyo Nugroho Sik, mengungkapkan, kegiatan vaksinasi drive thru bertujuan meredam laju penyebaran Covid-19 di Loteng. Layanan vaksin Drive Thru juga akan menyasar pasar-pasar dan posyandu.

"Untuk hari ini kita targetkan 100 vaksin untuk pengguna jalan. Melihat antusiasme masyarakat yang mengikuti vaksin ini, kemungkinan akan kita tambah. Tergantung dinamika nantinya," kata Esty.

Vaksin Drive Thru kali ini, lanjutnya, juga bertujuan mencegah Kerumunan orang yang melakukan vaksin di Rumah Sakit dan Puskemas ngantri.

"Kalau kita hanya mengandalkan Rumah Sakit dan Puskemas sebagai tempat vaksin maka khawatir di sana masyarakat ngantri dan melakukan kerumunan. Sehingga kami melakukan cara seperti ini, yakni Vaksin Drive Thru," jelasnya.

Untuk meyakinkan masyarakat akan keamanan vaksin, pihaknya bersama TNI, Pemda Loteng, Tokoh Agama, tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi bahkan sampai ke tingkat dusun.

"TNI Polri merupakan penyangga pesan. Jadi, kita terus gaungkan keamanan vaksin ini kepada masyarakat. Alhamdulillah, sekarang animo masyarakat cukup tinggi untuk mensukseskan program vaksinasi ini," terangnya.

Sementara, Pemerintah Daerah  Loteng, dalam hal ini Plt. Asisten I Sekda, Murdi, AP, mendukung penuh kegiatan vaksin Drive Thru. Mengingat, kondisi  saat ini sudah lumayan banyak kasus Covid-19.

"Kami sangat mengapresiasi terobosan vaksin drive thru. Ini bagian yang sangat inovatif. Sebuah strategi restorasi kehidupan untuk membangkitkan sendi kehidupan yg diporak porandakan oleh pandemi Covid-19," paparnya.

Meski sudah divaksin, kata Murdi, bukan berarti abai terhadap protokol kesehatan. Setelah divaksin, bukan berarti tidak bisa positif Covid-19. Hanya saja, kalau sudah melakukan vaksin maka kekebalan tubuh akan meningkat.

"Kami berharap vaksin Drive Thru ini terus dimasifkan. Ini merupakan ladang dedikasi dan amal kita kepada masyarakat Loteng," tutupnya.

Salah seorang pengguna jalan yang mengikuti vaksin Drive Thru, Ibu Ira, sangat mengapresiasi jajaran Polres Loteng yang telah menggelar Vaksin Drive Thru.

"Setelah divaksin saya merasa tenang. Pokoknya, tidak ada keraguan untuk divaksin. Vaksin ini sangat bermanfaat. Semoga setelah semua masyarakat mengikuti vaksin, Covid-19 ini segera berakhir," pungkasnya.

Oleh: Adbravo

Rabu, 31 Maret 2021

Kemenkes: Efek Samping Vaksin AstraZeneca Tergolong Ringan

Kemenkes: Efek Samping Vaksin AstraZeneca Tergolong Ringan
Seorang santri Pesantren Lirboyo sedang disuntik vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca, di Kediri, Jawa Timur, 23 Maret 2021. (Foto: Prasetia Fauzani/Antara Foto via Reuters)

BorneoTribun Jakarta -- Pemerintah menemukan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dalam pemberian COVID-19 buatan AstraZeneca masih tergolong ringan. Untuk itu, pemberian vaksin tersebut akan tetap dilanjutkan. 

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang ditemukan pasca penyuntikan vaksin AstraZeneca masih termasuk ringan.

Untuk itu, pemerintah akan melanjutkan program Vaksinasi Covid-19 dengan AstraZeneca karena vaksin tersebut dinilai lebih besar manfaatnya daripada risikonya.

“Tidak ditemukan adanya KIPI yang berat pasca penyuntikan vaksin AstraZeneca ataupun keluhan yang kita ketahui,” ungkap Nadia dalam telekonferensi pers, di Jakarta, Selasa (30/3).

Berdasarkan laporan yang diterimanya, kata Nadia, efek samping penyuntikan vaksin AstraZeneca hanya terjadi pada 1-10 persen penerima vaksin. Keluhan yang disampaikan antara lain demam di atas 38 derajat celcius, bengkak, serta adanya rasa sakit pada tempat suntikan.

“Sekali lagi kami ingin sampaikan bahwa vaksin ini lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan risikonya,” tegasnya.

Nadia melanjutkan, 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang didapatkan pemerintah Indonesia lewat fasilitas COVAX saat ini telah didistribusikan ke tujuh provinsi, yakni Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Maluku, dan DKI Jakarta.

AstraZeneca di Sulut Dilanjutkan

Pada kesempatan yang sama Ketua Komisi Nasional (Komnas) KIPI, Hendra Irawan Satari, mengungkapkan pihaknya telah menerima laporan dari Komisi Daerah (Komda) KIPI di Sulawesi Utara yang mengalami KIPI, seperti menggigil, demam dan pegal pasca disuntik Vaksin AstraZeneca.

Akibat keluhan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Utara menghentikan sementara pemberian vaksin itu. Namun, setelah dilakukan investigasi, observasi dan berdasarkan data yang ada diketahui bahwa empat orang yang mengalami KIPI tersebut termasuk ringan.

Selain itu, kata Hendra, KIPI yang terjadi dalam kasus ini diakibatkan oleh kecemasan. Menurutnya, KIPI tidak selalu berkaitan dengan kandungan vaksin, tetapi bisa juga berkaitan dengan kecemasan.

Hendra mengatakan hampir semua penerima vaksin yang mengalami KIPI sudah sembuh saat pihaknya melakukan audit.

“Kemudian kami melaporkan ke Bapak Menkes dan Wamenkes karena kami mengeluarkan rekomendasi bahwa KIPI yang terjadi di Sulawesi Utara bersifat ringan dan sebagian kecil berkaitan dengan reaksi kecemasan sehingga kami keluarkan rekomendasi bahwa vaksin ini dapat diteruskan dalam Program Imunisasi Nasional di Sulawesi Utara,” ungkap Hendra.

Vaksin AstraZeneca Aman

Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunizattion (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro, memastikan bahwa Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca aman untuk digunakan.

Menurutnya, kejadian pembekuan darah di beberapa negara di Eropa pasca disuntik AstraZeneca diyakini bukan diakibatkan oleh vaksin tersebut. Meski demikian, ia menegaskan tetap perlunya pengawasan yang lebih ketat dalam penyuntikan Vaksin AstraZeneca.

“Bahwa gangguan pembekuan darah sebetulnya secara alami cukup tinggi, dan dengan adanya vaksinasi tidak menambah. Kalau dia disebabkan oleh vaksin pasti angka kejadiannya akan naik, ini tidak terjadi, kemudian bagaimana pun juga kita harus pantau hal ini, kita harus berhati-hati memantau secara serius, berkala. Ini yang kita anjurkan untuk dikerjakan pada Kemenkes,” ujar Sri.

Para pedagang di Pasar Tanah Abang menerima suntikan vaksin COVID-19 dalam kegiatan vaksinasi massal, Jakarta, 18 Februari 2021. (Foto: Achmad Ibrahim/AP)

Keamanan vaksin buatan Inggris ini, kata Sri, juga dilihat dari uji klinis yang dilakukan kepada lebih dari 20 ribu sukarelawan yang dikerjakan di Inggris, Afrika Selatan, dan Brazil. Di dalam uji klinis tersebut efek samping yang ditemukan pun bersifat ringan, dan tidak ada yang masuk rumah sakit, apalagi meninggal akibat Vaksin AstraZeneca tersebut.

“Vaksin ini bisa diberikan di atas 18 tahun malah juga untuk lansia (lanjut usia -red). Untuk lansia sangat baik, aman, dan juga imunogenitasnya cukup tinggi. Tetap dua kali diberikan, vaksin pertama, vaksin kedua dengan interval dikatakan oleh WHO 4-8 minggu,” katanya.

Namun, tambahnya, ITAGI menyarankan sebaiknya interval pemberian vaksin berjarak delapan minggu. “Mungkin itu lebih baik karena melihat efek sampingnya lebih rendah dan imunogenitasnya lebih baik,” paparnya.

Paling Banyak Vaksinasi

Dalam kesempatan ini, Nadia juga mengatakan bahwa Indonesia termasuk negara di dunia yang paling banyak melakukan Vaksinasi COVID-19 sampai saat ini. Per 26 Maret kemarin, sebanyak 10 juta orang sudah divaksinasi Covid-19.

“Dengan kondisi ini maka Indonesia termasuk dalam posisi empat besar negara di dunia yang bukan produsen vaksin, tetapi merupakan negara yang tertinggi dalam melakukan penyuntikan,” kata Nadia.

Menurutnya, di bawah Indonesia, ada negara-negara besar lainnya, seperti Jerman, Turki, Brazil, yang berhasil melampaui negara-negara Israel dan Perancis.

“Ke depan, kita akan terus tingkatkan kapasitas vaksinasi kita sehingga dapat segera mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity yang kita inginkan sehingga kita keluar dari pandemi COVID-19,” kata Nadia.

Pemerintah, kata Nadia, akan berusaha meningkatkan kecepatan penyuntikan Vaksin Covid-19 dari semula 500 ribu penyuntikan per hari menjadi satu juta penyuntikan per harinya.

Maka dari itu, ia pun mendorong seluruh masyarakat untuk segera divaksinasi COVID-19, terutama untuk kelompok masyarakat yang berusia 60 tahun ke atas atau lansia. Menurutnya, hal ini penting mengingat angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19 pada lansia masih cukup tinggi.

“Kita lihat bahwa lansia ini masih sangat rendah partisipasinya, padahal kita tahu angka kesakitan dan angka kematian pada usia di atas 60 tahun tiga kali lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya. Mari kita sama-sama upayakan bagaimana kita mendorong usia di atas 60 tahun untuk bisa segera divaskinasi,” katanya. [gi/ah]

Oleh: VOA Indonesia

Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Besar-Besaran Bagi Pelaku Perbankan dan Pasar Modal

Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Besar-Besaran Bagi Pelaku Perbankan dan Pasar Modal
Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi massal bagi pelaku perbankan dan pasar modal, di Gedung BEI, SCBD, Jakarta, Rabu (31/03/2021) pagi. (Foto: BPMI Setpres Muchlis Jr)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meninjau pelaksanaan Vaksinasi Massal COVID-19 bagi pelaku perbankan dan pasar modal yang digelar di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta, Rabu (31/03/2021) pagi.

Presiden tiba di lokasi sekitar pukul 08.45 menit dan langsung meninjau tahapan pelaksanaan vaksinasi mulai dari registrasi ulang, penapisan kesehatan, penyuntikan dosis vaksin, hingga observasi pasca penyuntikan. Penerima vaksin sebagian besar adalah petugas pelayanan publik yang intens berinteraksi langsung dengan nasabah seperti teller  dan petugas di bagian layanan pelanggan atau customer service.

Dalam peninjauan Kepala Negara tampak didampingi oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.

“Pagi hari ini kita melakukan vaksinasi besar-besaran di perbankan dan pasar modal, terutama bagi yang setiap hari berhadapan dengan pelanggan, berhadapan dengan masyarakat, baik itu customer service yang melayani pelanggan, maupun teller yang juga melayani masyarakat. Ini yang diberikan prioritas terlebih dahulu,” ujar Presiden dalam keterangan persnya usai peninjauan.

Sektor perbankan dan pasar modal, ujar Kepala Negara, merupakan sektor yang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia yang terdampak akibat pandemi.

“Kita tahu bahwa penggerak utama perekonomian nasional kita adalah konsumsi, investasi, ekspor, dan impor, dan perbankan, pasar modal, merupakan bagian yang sangat penting bagi bergeraknya perekonomian kita,” ujarnya.

Tak hanya di BEI, vaksinasi massal bagi pelaku perbankan dan pasar modal juga dilakukan di empat lokasi lainnya yaitu Menara BNI, di Gedung CIMB Niaga, di Menara Danamon 2, dan di BCA Main Building. Kepala Negara berharap dengan digelarnya vaksinasi besar-besaran ini aktivitas di sektor finansial dapat segera pulih.

“Kita harapkan aktivitas di pasar modal, aktivitas di perbankan kita akan terlindungi dari tertularnya, terpaparnya COVID-19 dan kita harapkan semuanya nanti setelah diberikan vaksinasi berjalan normal seperti biasanya,” pungkasnya.

Menkeu Sri Mulyani menyapa peserta vaksinasi massal
Menkeu Sri Mulyani menyapa peserta vaksinasi massal bagi pelaku perbankan dan pasar modal di empat lokasi terpisah, dari Gedung BEI, SCBD, Jakarta, Rabu (31/03/2021) pagi. (Sumber: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Sementara itu, Menkeu Sri Mulyani menyampaikan bahwa vaksinasi massal bagi pelaku sektor finansial ini merupakan wujud perhatian pemerintah agar kegiatan ekonomi segera pulih kembali. Program vaksinasi ini, imbuhnya, diprioritaskan bagi tenaga-tenaga yang berada di garis depan untuk melayani sektor keuangan.

“Ini perhatian Bapak Presiden supaya kegiatan ekonomi segera pulih kembali. Jadi untuk sektor finansial apakah itu perbankan, pasar modal, memang menjadi prioritas kita semua,” ujarnya saat secara virtual menyapa para peserta vaksinasi di empat lokasi lainnya tersebut.

Menkeu mengharapkan dengan dilaksanakannya vaksinasi ini dapat memberikan kepercayaan diri kepada para pelaku di sektor ini. Ia juga berharap semua sektor dapat segera pulih untuk mendukung seluruh upaya pemulihan ekonomi.

“Saya berharap seluruh teman-teman yang ada di sektor keuangan baik itu perbankan, di nonbank, dan juga di pasar modal semuanya bisa kembali memiliki confidence karena itu sangat menentukan pemulihan ekonomi kita semuanya,” ujarnya.

Menutup dialognya, Sri Mulyani tak lupa mengingatkan agar para pelaku di sektor finansial terus disiplin dari menjalankan protokol kesehatan.

“Semoga semuanya lancar dan semuanya diberi kesehatan. Jangan lupa tetap memakai masker dan disiplin [protokol] kesehatan, meskipun sudah divaksin,” tandasnya. (FID/UN)

India Batasi Ekspor Vaksin COVID-19, Negara-negara Asia Berebut Pasokan

Seorang perawat bersiap memberikan vaksinasi COVID-19 produksi AstraZeneca / Oxford di bawah skema COVAX, di Rumah Sakit Umum Eka Kotebe, Addis Ababa, Ethiopia, 13 Maret 2021. (REUTERS / Tiksa Negeri)

BorneoTribun Jakarta -- Sejumlah negara Asia bergegas mencari sumber-sumber alternatif vaksin COVID-19, Selasa (30/3), setelah pembatasan ekspor vaksin oleh India mengakibatkan program vaksinasi global yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) kekurangan pasokan vaksin.

Indonesia, Korea Selatan, dan Filipina termasuk di antara negara-negara yang terkena imbas penundaan pengiriman vaksin yang telah dijanjikan melalui program COVAX. Program tersebut digagas terutama untuk memastikan pasokan vaksin ke negara-negara yang lebih miskin.

“Rencana kami untuk meningkatkan vaksinasi harian akan terpengaruh,” Carlito Galvez, Kepala Vaksinasi Filipina, mengatakan kepada wartawan, seperti dikutip oleh Reuters.

Upacara serah terima vaksin COVID-19 produksi Oxford / AstraZeneca di bawah skema COVAX, di Bandara Internasional Phnom Penh, Kamboja, 2 Maret 2021. (REUTERS)

India, pembuat vaksin terbesar di dunia, menghentikan sementara ekspor vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh Serum Institute of India (SII), karena fokus untuk memenuhi permintaan domestik yang meningkat.

The Serum Institute tadinya dijadwalkan mengirimkan 90 juta dosis vaksin untuk COVAX selama Maret dan April. Meski belum jelas berapa dosis vaksin yang akan dialihkan untuk penggunaan domestik, para fasilitator program memperingatkan bahwa penundaan pengiriman tidak bisa dihindari.

Korea Selatan mengonfirmasi hanya akan menerima 432 ribu dosis dari 690 ribu yang dijanjikan. Namun pengirimannya akan ditunda hingga sekitar minggu ketiga April.

“Ada ketidakpastian mengenai pasokan vaksin global, tetapi kami sedang membuat rencana untuk memastikan tidak ada gangguan pada kuartal kedua dan berupaya untuk mengamankan lebih banyak vaksin,” Kim Ki-nam, Kepala Tim Satuan Tugas Vaksinasi COVID-19 Korea Selatan. Para pejabat mengatakan mereka sedang dalam pembicaraan dengan AstraZeneca untuk mempercepat pengiriman yang diperoleh melalui kesepakatan terpisah.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte melonggarkan pembatasan pemerintah pada impor vaksin sektor swasta. Ia memohon kepada perusahaan untuk mendapatkan pasokan vaksin, berapapun biayanya saat negaranya berjuang melawan kemunculan kembali pandemi.

Di Vietnam, para pejabat juga meminta sektor swasta untuk turun tangan setelah pasokan COVAX mereka dipangkas sebesar 40 persen menjadi 811.200 dosis dan pengiriman diundur beberapa minggu.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi. (Foto: VOA)

Di Indonesia, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan kepada Reuters bahwa pengiriman 10,3 juta dosis dari COVAX kemungkinan ditunda hingga Mei.

India belum memberikan pemerincian tentang lamanya pembatasan ekspornya, tetapi Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), yang juga mitra distribusi COVAX, mengatakan pada akhir pekan bahwa pengiriman diperkirakan akan dilanjutkan pada Mei.

Keputusan India adalah yang terbaru dari serangkaian kemunduran fasilitas COVAX, yang diandalkan oleh 64 negara miskin. Sebelumnya program tersebut juga mengalami gangguan produksi dan kurangnya kontribusi pendanaan dari negara-negara kaya. [ah/ft]

Oleh: VOA Indonesia

Mendikbud: Belajar Tatap Muka Dimulai Juli 2021

Mendikbud: Belajar Tatap Muka Dimulai Juli 2021
Siswa sekolah dasar mengenakan masker dan duduk sesuai aturan untuk menjaga jarak sosial, kembali belajar di kelas mereka, saat sekolah dibuka kembali di tengah pandemi COVID-19 di Bekasi, 24 Maret 2021. (REUTERS / Willy Kurniawan)

BorneoTribun Jakarta -- Pemerintah memutuskan untuk mengizinkan pembelajaran tatap muka secara terbatas setelah semua pendidik dan tenaga kependidikan divaksin COVID-19.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam jumpa pers, Selasa (30/3), mengatakan pemerintah memutuskan untuk mengizinkan pembelajaran tatap muka secara terbatas setelah semua pendidik dan tenaga kependidikan, seperti operator sekolah, petugas kebersihan, pegawai tata usaha, sudah mendapat dua dosis suntikan vaksin COVID-19.

Pembelajaran tatap muka itu akan dimulai pada tahun ajaran baru Juli mendatang. Namun jika terjadi kasus COVID-19 di sebuah sekolah, pembelajaran tatap muka akan dihentikan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim, 26 Maret 2021 (Facebook:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI).

"Jadinya sekolah setelah guru dan tenaga pendidiknya divaksin, wajib memberikan opsi pembelajaran tatap muka terbatas dengan protokol kesehatan. Tetapi orang tua boleh memilih, apakah mereka nyaman anaknya ke sekolah atau tidak. Jadi ujung-ujungnya per anak keputusannya ada di orang tua, tetapi sekolah yang sudah divaksinasi wajib memberikan opsi pembelajaran tatap muka terbatas pada saat vaksinasinya sudah rampung," kata Nadiem.

Nadiem menjelaskan keputusan untuk memulai pembelajaran tatap muka terbatas tersebut diambil karena penutupan sekolah dan pembelajaran jarak jauh sudah berlangsung terlalu lama.

Dia menambahkan penutupan sekolah ini memiliki dampak negatif terhadap kesehatan anak, pendidikan dan perkembangan, pendapatan keluarga, serta perekonomian secara keseluruhan.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian dari UNICEF dan WHO (organisasi kesehatan Dunia), lanjut Nadiem, infeksi COVID-19 terhadap anak (berumur di bawah 18 tahun) memiliki gejala ringan, anak mempunyai kerentanan lebih rendah terhadap infeksi COVID-19 dibanding orang dewasa, dan anak memiliki kemungkinan kecil menularkan virus COVID-19 ketimbang orang dewasa.

Lebih jauh ia mengatakan Indonesia termasuk dalam empat negara di di kawasan Asia Timur dan Pasifik yang belum melakukan pembelajaran tatap muka secara penuh. Sementara 23 negara lainnya di kawasan tersebut sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka, termasuk Vietnam, China, Kamboja, dan Laos.

Menurut Nadiem satu tahun penutupan sekolah karena pandemi COVID-19 juga telah menimbulkan dampak lain, yaitu anak putus sekolah, penurunan capaian belajar, dan kekerasan pada anak.

Nadiem mengatakan sejatinya sejak Januari tahun ini semua pemerintah daerah sudah bisa memberikan izin untuk pembelajaran tatap muka secara terbatas jika sekolah mampu memenuhi syarat protokol kesehatan namun kebijakan ini tidak bersifat wajib. Namun pada kenyataannya hanya 22 persen satuan pendidikan yang melangsungkan pembelajaran tatap muka.

Nadiem menambahkan pemerintah telah menetapkan pendidik dan tenaga kependidikan, seperti operator sekolah, petugas kebersihan, pegawai tata usaha sebagai prioritas untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19. Vaksinasi COVID-19 bagi pendidik dan tenaga kependidikan ini berlaku di semua jenjang pendidikan, pendidikan negeri dan swasta, formal dan non-formal, serta pendidikan keagamaan.

Presiden Jokowi menyaksikan vaksinasi kepada salah satu tenaga pendidik yang bertempat di SMAN 70 Jakarta. (Foto: Courtesy/Biro Setpres)

Untuk tahap pertama, vaksinasi akan diberikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan di pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar, sekolah luar biasa, dan sederajat, pesantren, dan pendidikan keagamaan. Tahap selanjutnya vaksinasi diberikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan sederajat. Pada tahap ketiga, vaksinasi ditujukan bagi pendidik dan tenaga kependidikan di perguruan tinggi.

Vaksinasi tahap pertama bagi pendidik dan tenaga kependidikan paling lambat dilaksanakan minggu kedua Mei 2021. Tahap kedua paling lambat akhir pekan keempat Mei 2021 dan tahap ketiga paling lambat pada pekan kedua Juni 2021.

Untuk mencapai ketiga target tersebut, Nadiem mendorong pemerintah daerah memprioritaskan Vaksin Covid-19 para pendidik dan tenaga kependidikan.

Menkes Dukung Dimulainya Pembelajaran Tatap Muka

Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendukung keputusan untuk memulai pembelajaran tatap muka pada Juli mendatang karena menilai pendidikan yang terus berjalan merupakan investasi yang sangat penting bagi generasi dan perekonomian Indonesia di masa depan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai Ratas dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan , Jakarta, Jumat, 26 Maret 2021 mengatakan jumlah penduduk Indonesia yang sudah divaksinasi COVID-19 tembus 10 juta Orang ( biro Setpres ).

"Pendidikan dan kesehatan, kedua sektor ini merupakan investasi bangsa yang besar untuk 10, 20, sampai 30 tahun ke depan. Saya merasa sangat terharu dan mendukung agar proses pembelajaran ini kembali seperti normal.

Budi Gunadi menjelaskan setiap pandemi menyebabkan perubahan dalam kehidupan sehari-hari dan manusia mampu bertahan dengan beradaptasi terhadap keadaan dengan menerapkan gaya hidup dan protokol kesehatan yang baru.

Untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini, akan diberlakukan sejumlah peraturan, antara lain kapasitas kelas 50 persen dari kondisi normal, jarak antar kursi siswa 1,5 meter dan seluruh siswa wajib mengenakan masker serta diperiksa suhu tubuhnya setiap masuk sekolah. Sekolah dibebaskan menetapkan pembelajaran tatap muka dilakukan dua atau tiga hari tiap pekan.

KPAI Minta Ada Pemantauan di Lapangan

Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Lystiarti meminta ada pemantauan di lapangan untuk memastikan kesiapan sekolah dan daerah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka secara terbatas.

KPAI mendorong pembukaan sekolah tatap muka harus didasarkan pada kesiapan sekolah sebagai faktor utama, seperti infrastruktur dan protokol kesehatan selain pendidik dan tenaga pendidikan sudah divaksinasi.

KPAI juga meminta pemerintah daerah menyiapkan portal pengaduan dan rencana evaluasi saban bulan terhadap pelaksanaan pembelajaran tatap muka. [fw/em]

Selasa, 30 Maret 2021

Menkes: Vaksinasi Indonesia Tembus 10 Juta Dosis

Menkes: Vaksinasi Indonesia Tembus 10 Juta Dosis
Layanan Drive Thru vaksinasi COVID-19 (Foto: Dokumentasi Humas Setkab)

BorneoTribun Jakarta -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, per Jumat (26/03/2021), Indonesia telah melakukan penyuntikan di atas 10 juta vaksinasi suntikan pertama dan kedua.

“Saat ini, laju penyuntikan vaksin kita telah mencapai 500 ribu suntikan per hari dan kita sudah tembus 10 juta penyuntikan Jumat lalu. Dengan capaian ini, Indonesia masuk dalam posisi empat besar negara di dunia yang bukan produsen vaksin tapi tertinggi dalam melakukan penyuntikan,” ujarnya.

Menkes menambahkan Indonesia hanya berada di bawah Jerman, Turki, dan Brasil dan berhasil melampaui Israel dan Prancis. “Ini sebuah kabar gembira,” ujar Menkes.

Lebih lanjut, Budi G. Sadikin mengatakan, vaksin COVID-19 sudah menjadi isu geopolitik di mana negara-negara di seluruh dunia saling berebut untuk mendapatkan vaksin. Oleh sebab itu, vaksin yang tersedia adalah vaksin yang terbaik untuk digunakan.

Pemerintah harus mengombinasikan penggunaan berbagai macam merek vaksin COVID-19 dalam rangka memenuhi kebutuhan vaksin untuk seluruh populasi sasaran. Tidak ada satu pun produsen vaksin di dunia ini yang dapat memenuhi seluruh permintaan negara-negara besar seperti Indonesia.

“Indonesia beruntung karena sudah menjalin kerja sama dengan empat produsen vaksin, yaitu Sinovac, Astrazeneca, Novavax, dan Pfizer. Ketersediaan vaksin menjadi sangat penting dalam menjaga kelancaran program vaksinasi pemerintah,” ujarnya.

Di sisi lain, Menkes juga menyampaikan bahwa saat ini di sejumlah negara di Eropa dan Asia kembali terjadi lonjakan kasus COVID-19. Penyebabnya adalah karena adanya jenis virus mutasi baru, yang juga sudah masuk ke Indonesia sejak awal tahun ini, serta mobilitas yang tinggi.

“Terkait lonjakan kasus COVID-19 di beberapa negara, saya ingin sampaikan bahwa meski kita sudah mengalami percepatan dalam vaksinasi, kita perlu berhati-hati mengatur laju penyuntikan karena adanya potensi embargo dari negara produsen vaksin yang mengalami lonjakan kasus di negaranya. Kita perlu mengatur ritme vaksinasi agar tidak ada kekosongan vaksin nantinya,” tuturnya.

Budi G. Sadikin menambahkan bahwa lonjakan kasus di negara lain juga mengingatkan kita untuk senantiasa waspada dengan menahan mobilitas dan mematuhi disiplin protokol kesehatan, apalagi jenis mutasi virus baru COVID-19 sangat cepat menyebar.

“Hindari bepergian, paling tidak sampai pandemi benar-benar terkontrol. Kalau nanti terjadi lonjakan kasus, kasihan tenaga kesehatan kita akan kelelahan,” ujarnya.

Menkes juga mendorong semua masyarakat untuk ikut menyosialisasikan pentingnya vaksinasi COVID-19, khususnya kepada kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) 60 tahun ke atas. Dari kelompok prioritas kedua, lansia masih rendah tingkat partisipasinya padahal kelompok ini paling rentan dibanding kelompok prioritas lain karena mudah sakit serta tingkat kematiannya tinggi.

“Mari kita upayakan bersama bagaimana bisa mendorong lansia bisa lebih cepat disuntik agar kita dapat melindungi orang tua kita. Semakin cepat vaksinasi dilakukan, semakin cepat kita mencapai kekebalan komunal,” ujarnya.

Terakhir, Menkes kembali mengimbau kepada masyarakat untuk tidak usah ragu-ragu divaksinasi saat gilirannya tiba. Pemerintah pasti akan memprioritaskan vaksin yang benar-benar aman dan berkhasiat untuk dipergunakan oleh seluruh masyarakat berdasarkan rekomendasi dari ahli.

“Vaksin memiliki manfaat yang jauh lebih besar dari risiko yang ditimbulkan. Ketika saatnya tiba untuk vaksinasi, tidak usah ragu-ragu. Apapun jenis vaksinnya, pasti aman dan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh kita. Bagi yang sudah divaksinasi, jangan lupa untuk tetap menjalankan protokol kesehatan 3M dengan disiplin sampai kita benar-benar mencapai kekebalan kelompok dan terbebas dari pandemi,” tutup Menkes. (HUMAS KEMENKES/UN)

Sabtu, 27 Maret 2021

Antusiasme Masyarakat Kota Mataram terhadap Vaksin

Vaksin massal yang di gelar Satgas Covid-19 kota Mataram
Vaksin massal yang di gelar Satgas Covid-19 kota Mataram.

BorneoTribun Mataram, NTB - Vaksin massal yang di gelar Satgas Covid-19 kota Mataram yang bersinergi dengan semua komponen pemerintah yang ada baik ditingkat Pemerintah Provinsi maupun pemerintah Kota/Kabupaten telah berlangsung beberapa hari. 

Seperti yang diselenggarakan pada sore hari Sabtu tanggal 27 maret 2021 di Episentrum Mall mataram.

Vaksin massal ini diperuntukkan kepada masyarakat umum pengunjung Mall Episentrum mataram untuk menerima vaksin. 

Masyarakat begitu antusias menyambut vaksin yg diselenggarakan oleh pihak RSUD Kota Mataram Bekerja sama dengan pihak Episentrum Mall mataram tersebut.  

Terlihat masyarakat berderet cukup banyak namun tetap teratur serta menerapkan kan prokes mengantri untuk divaksin. 

Pada kegiatan tersebut terlihat hadir para pimpinan lembaga yang langsung bersentuhan dengan masalah pandemi covid-19 ini seperti, Ketua satgas Cobid-19 kota mataram, Direktur RSUD kota mataram, Direktur RSUD Provinsi NTB, Dandim 1606/WB lobar serta kapolresta  Mataram.

Dalam kesempatan itu pula disaksikan oleh rekan-rekan media baek cetak, tv maupun online yang begitu antusias meliput seluruh kegiatan vaksin massal tersebut.  

Begitu banyak masyarakat kota mataram yang ingin di vaksin, namun tetap berlangsung dan terakomodir dengan baik.

Menurut keterangan dari salah seorang warga kota mataram yaitu Ngurah yang baru beberapa saat telah selesai  menerima vaksin, mengatakan bahwa tidak ada hal yang berbeda dari tubuh nya setelah menerima vaksin, "rasa badan saya biasa saja, sama seperti sebelum di vaksin" ungkap Ngurah.

Menurut dr. H. Lalu Herman Mahaputra atau kerap di sapa dr Jek yang juga selaku Direktur RSUD Provinsi NTB yang kebetulan baru di lantik  hari Jumat lalu mengatakan tanggapan nya bahwa melihat situasi saat ini patut kita apresiasi, dimana dari jumlah masyarakat yang kita lihat ini telah menunjukkan bahwa masyarakat sudah sangat faham dengan vaksin ini, ungkapnya.

"Untuk target yang harus divaksin, kami berharap seluruh masyarakat kota mataram ini agar segera dapat menerima vaksin, kami akan berkoordinasi dengan Dikes provinsi dan kota agar dipersiapkan vaksinnya" , ujar dr Jek.

Untuk petugas yang diterjunkan sebagai tenaga screening dan vaksinator nya sebanyak 50 orang, dan kegiatan ini didukung penuh oleh TNI - Polri diwilayah kota mataram ini, ungkapnya.

"Adapun target prioritas yang dilakukan vaksin adalah lansia, namun karna beberapa kendala seperti sosialisasi sehingga tidak dapat dilakukan sesuai harapan, namun demikian masyarakat yang sering bersentuhan langsung dengan banyak orang juga merupakan prioritas kami, seperti rekan2 media dan  tukang ojek," ungkap nya.

Di kesempatan yang sama Kapolresta Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi Sik menjelaskan bahwa dalam rangka kegiatan ini pihaknya menurunkan anggota polresta dan polsek sebanyak 60 orang untuk membantu memberikan pengamanan terutama penertiban prokes kepada masyarakat yang akan melakukan vaksin. 

"Ini adalah bentuk kerja sama antara pemerintah dengan Polri khusus nya dalam rangka penanganan vaksin di kota mataram ini, kegiatan ini juga sebagai penunjang program Kampung Sehat yang di lontarkan Polda NTB," ungkap polresta.

"Kami juga akan berkoordinasi dengan Dikes dan RSUD kota mataram untuk diadakan vaksin di polsek- polsek serta kelurahan sekota mataram mengingat masyarakat yang ada ditingkatkan itu yang  bersentuhan secara langsung" , ungkapnya.

Sementara pihak TNI yang ikut serta berperan sebagai pengamanan dalam kegiatan tersebut juga mengapresiasi terhadap antusiasme masyarakat terhadap Vaksin ini.

Menurut Dandim 1606/WB Lobar Gunawan mengatakan bahwa pada prinsipnya TNI bersinergi dengan Polri, dimana ada pengamanan Polri, disitu TNI pasti ikut atau sebaliknya.

"Dan untuk jumlah personil karena ada 3 koramil di wilayah ini maka kami ikut sertakan ketiga koramil tersebut," ungkap Dandim.

Kendala yang dihadapi menurut Dandim hampir tidak ada, ini disebabkan oleh pemahaman masyarakat tentang Cobid-19 ini sudah cukup mengerti baik dari prokes nya maupun tentang vaksin yang dilakukan ini, paparnya.

Oleh: Adbravo

Antusiasme Masyarakat Kota Mataram terhadap Vaksin Covid-19 Sudah Mulai Terlihat

Antusiasme Masyarakat Kota Mataram  terhadap Vaksin Covid-19 Sudah Mulai Terlihat
Antusiasme Masyarakat Kota Mataram  terhadap Vaksin Covid-19 Sudah Mulai Terlihat.

BorneoTribun Mataram, NTB - Polresta Mataram menggandeng Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram mulai melaksanakan Vaksinasi massal di tempat umum. Vaksinasi massal ini dimulai di Pasar Kebon Roek, Kecamatan Ampenan Kota Mataram. Kegiatan ini diikuti oleh 148 peserta. Sasarannya adalah untuk pedagang dan pengunjung, juru parkir atau jukir dan ojek. 

Vaksinasi massal berlangsung hari Jumat (26/03/2021) dimulai pukul 07.30 Wita. Dipimpin langsung Kabag Ops Polresta Mataram, Kompol Rafles P Girsang,SIK dan didampingi Kapolsek Ampenan, Kompol Raditya Suharta,SIK dan Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan Medik RSUD Kota Mataram, dr Tris Cahyoso, MARS.   

Sedari awal, antusiasme pedagang pasar dan pengunjung cukup tinggi untuk divaksin. Karena banyak peserta yang mendaftarkan diri dan bersedia divaksin. ‘’ Ini lokasi pertama vaksinasi massal di tempat umum untuk pedagang pasar dan pengunjung. Ada 148 orang yang divaksin tadi,’’ ungkap Kabag Ops Polresta Mataram, Kompol Rafles P Girsang. 

Warga kian percaya salah satu cara untuk menekan penyebaran Covid-19 dengan divaksin. Karena itu warga tak ragu untuk divaksin sesuai anjuran pemerintah. ‘’ Kita berharap semakin banyak lagi nanti yang divaksin di tempat lainnya,’’ tuturnya. 

Vaksinasi massal tujuannya untuk memperbanyak jumlah warga yang divaksin. Syarat untuk jadi peserta vaksinasi massal cukup mudah. Cukup membawa KTP dan dilengkapi nomor telepon. Siapapun boleh divaksin. ‘’ Cukup bawa KTP. Tidak hanya warga Kota Mataram. Yang dari luar daerah juga cukup menunjukkan KTP sudah bisa divaksin. Karena tujuannya untuk menambah warga yang divaksin sebanyak-banyaknya,’’ katanya. 

Tidak hanya untuk mencari peserta sebanyak-banyaknya. Pelaksanaan vaksinasi massal tetap menerapkan protokol kesehatan. Jarak peserta yang antre diatur tidak berdekatan. Setelahnya empat meja untuk Pendaftaran, Skrining dan Vaksin. Juga diberikan jarak untuk penerapan protokol kesehatan.  

Vaksinasi massal masih akan berlangsung kedepannya. Tentunya dengan lokasi dan tempat yang berbeda. Tidak hanya di pasar tradisional. Tetapi di tempat umum yang lain. ‘’ Besok ada di pusat perbelanjaan, tempat ibadah dan tempat lainnya yang banyak dikunjungi warga masyarakat,’’ kata Rafles. 

Selain melaksanakan Vaksinasi massal. Kepolisian juga membagikan seribu masker di Pasar Kebon Roek. Masker dibagikan kepada pedagang dan pengunjung pasar. ‘’ Ini agar protokol kesehatan tetap dijaga oleh warga masyarakat,’’ jelasnya. 

Wadir Pelayanan Medik RSUD Kota Mataram, dr Tris Cahyoso, MARS menyampaikan, rumah sakit siap mendukung kegiatan Vaksinasi massal. Ketersediaan Vaksin Covid-19 diterangkan masih tersedia dan siap diberikan kepada warga masyarakat. ‘’ Petugas kita juga sudah siap. Tempatnya di manapun kita sudah siap,’’ katanya. 

Secara keseluruhan, kegiatan Vaksinasi massal di Pasar Kebon Roek tersebut berlangsung aman dan lancar.

Oleh: Adbravo

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno