Berita Borneotribun.com: Virus Corona Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Virus Corona. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Virus Corona. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 Oktober 2020

WHO: Kasus Baru Covid-19 Per Hari Mencatat Rekor Tertinggi di Dunia

WHO: Kasus Baru Covid-19 Per Hari Mencatat Rekor Tertinggi di Dunia
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan keterangan pers di Jenewa, Swiss


BorneoTribun | Internasional - Kasus Covid-19 per hari telah memecahkan rekor di seluruh dunia, khususnya di Eropa dan Amerika. Demikian dinyatakan oleh WHO pada hari Jumat (16/10).


Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam sebuah briefing di Jenewa, kasus yang memecahkan rekor dilaporkan dalam empat hari terakhir.


“Kita harus ingat bahwa ini adalah pandemi yang tidak merata,” kata Ghebreyesus.


“Negara-negara memberi tanggapan berbeda, dan masing-masing negara juga mengalami dampak (pandemi) yang berbeda pula. Hampir 70% dari semua kasus yang dilaporkan secara global minggu lalu berasal dari 10 negara, dan hampir setengahnya berasal dari hanya tiga negara,” tambahnya.


Amerika menyaksikan paling banyak kasus baru dalam kurun 24 jam dibandingkan negara lain. Hari Jumat (16/10), AS melaporkan 63.610 kasus baru dan secara keseluruhan telah mencapai sedikitnya 7,98 juta kasus, demikian dilaporkan oleh Johns Hopkins University Coronavirus Resource Center.


Amerika memimpin dalam jumlah korban tewas akibat COVID 19, dan Johns Hopkins melaporkan 820 kematian baru, sehingga menaikkan total korban tewas pada Jumat paling sedikit 218 ribu.


Kenaikan di Amerika diawali dengan laju infeksi yang meningkat di negara bagian Texas, Illinois, Wisconsin, Florida, dan California, demikian menurut data Johns Hopkins.


Sementara itu Maria van Kerkhove dari WHO memberi tahu reporter bahwa 80% dari negara-negara Eropa juga menyaksikan kenaikan kasus COVID 19.


Di Inggris, menurut Johns Hopkins University, hampir 19 ribu kasus baru diidentifikasi pada Jumat. PM Boris Johnson mengancam akan memaksa Manchester memberlakukan pembatasan paling ketat setelah pejabat disana menolak memberlakukan pembatasan di daerah dengan laju infeksi tinggi. (VOA)

Kamis, 15 Oktober 2020

Senyawa Potensial Calon Penyembuh COVID-19 Unair untuk Diuji pada Manusia

Senyawa Potensial Calon Penyembuh COVID-19 Unair untuk Diuji pada Manusia
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih.

BorneoTribun | Surabaya - Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih menyampaikan perkembangan potensi senyawa calon obat COVID-19. Atau obat baru yang sedang diteliti oleh tim peneliti Unair.

Senyawa ini diuji secara in vitro (uji pada media buatan), uji lab memiliki kekuatan yang lebih baik dari pada obat yang telah diuji.

"Dalam beberapa minggu ke depan kami siap meminta izin uji klinis. Artinya akan terus diproses mendekati final agar uji coba pada manusia bisa dilakukan. Prosesnya pasti lama sekali untuk obat baru ini," M Nasih kepada wartawan di Gedung Rektorat, Kampus C Universitas Airlangga, Kamis (15/10/2020).

Kini, lanjut Nasih, obat baru ini mendekati final untuk in vitro. Tinggal beberapa langkah lagi, Unair bisa melakukan uji klinis selanjutnya.

Dari lima senyawa yang sudah diolah, hanya satu yang menjanjikan, yaitu Unair Tiga. Kemudian Unair akan mematenkannya.

“Obat baru sudah kita invensi dari awal dan kita patenkan. Sekarang kita kerja sama dengan Kimia Farma untuk bisa memproses paten ini, karena beberapa alasan karena kita butuh konsultan untuk proses patennya,” jelasnya.

Menurutnya, meski nantinya sudah dipatenkan pun, masih menjadi bakal calon obat COVID-19. Sebab, belum diuji klinis dan masih tahap in vitro. “Karena masih perlu beberapa langkah untuk menjadi calon obat,” ujarnya.

Tetapi, kata Nasih, Unair harus mempatenkan terlebih dulu. Sehingga, ketika ada orang lain yang akan menggunakan senyawa tersebut, harus meminta izin kepada yang punya paten, yakni Unair.

“Harus disebutkan di tabel bahwa ramuan Unair Tiga adalah zat anti virus yang kita temukan. Sedangkan namanya Unair Tiga. Kemarin ada Unair Satu, dua, tiga, empat dan lima. Hasilnya Unair Tiga proses jalannya bagus , "pungkasnya. (YK/ER)

Rabu, 14 Oktober 2020

Tahun 2021 Inggris Setuju Kirim 100jt Vaksin Korona ke Indonesia

Tahun 2021 Inggris Setuju Kirim 100jt Vaksin Corona ke Indonesia
Ilustrasi/Foto: iStock


BorneoTribun | Jakarta - Perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca telah bersedia menyediakan 100 juta vaksin korona untuk Indonesia. 


Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi saat melakukan kunjungan ke Inggris bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.


Retno mengatakan vaksin korona tersebut baru akan tersedia 2021. Pengiriman akan dilakukan secara bertahap dan diharapkan bisa dikirim mulai semester pertama tahun depan.


"Pertemuan dengan jajaran pimpinan AstraZeneca telah berjalan dengan baik. 


Indonesia sudah mengajukan permintaan 100jt vaksin korona untuk tahun 2021, AstraZeneca menyambut baik permintaan tersebut. Pengiriman pertama diharapkan dilakukan pada semester pertama 2021 dan dilakukan bertahap, ”kata Retno dalam konferensi virtual, Rabu (14/10/2020).


Retno menjelaskan bahwa vaksin korona AstraZeneca merupakan salah satu kandidat vaksin korona yang tercatat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasuki tahap uji klinis ketiga. 


Selain vaksin korona, AstraZeneca juga disebut-sebut siap menjalin kerja sama jangka panjang, termasuk kerja sama dengan Indonesia.


"AstraZeneca juga sangat tertarik untuk membangun kerja sama dan kolaborasi strategis jangka panjang dengan Indonesia," tuturnya.


Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri juga bertemu dengan CEO CEPI untuk membahas peluang kerjasama strategis yang bisa dilakukan keduanya.


Retno mengatakan Bio Farma akan menggelar uji tuntas dengan CEPI (Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi) yang nantinya akan memperluas jaringan kerja sama pengembangan vaksin.


"Bio Farma berencana melakukan kerja sama dengan CEPI. Pengembangan manufacturing vaksin," jelasnya. (YK/ER)

Pakar Pertanyakan Rencana Pemerintah Lakukan Vaksinasi November

Pakar Pertanyakan Rencana Pemerintah Lakukan Vaksinasi November
Seorang tenaga medis memegang botol kecil dengan stiker bertuliskan "Vaksin Covid-19" dan suntikan dalam foto ilustrasi, 10 April 2020. (Foto: Reuters)


BorneoTribun | Jakarta
- Pemerintah Indonesia akan mulai menerima kiriman vaksin pada November 2020. Sejumlah persiapan telah dilakukan, termasuk memilih fasilitas kesehatan untuk pemberian vaksin tersebut, bulan itu juga.


Namun, muncul keraguan dari pakar mengenai keputusan tersebut. Tidak ketinggalan Prof Dr Kusnandi Rusmil, yang merupakan Ketua Tim Uji Riset Vaksin Covid 19, Universitas Padjajaran, Bandung.


“Kalau kita kan berpikir secara ilmiah, kalau presiden dan yang lain-lainnya berpikir bagaimana caranya supaya penyakit ini cepat hilang. Karena penyakit ini walapun bagaimana, di dunia itu sudah 20 juta (yang terinfeksi) dan yang meninggal banyak. Jadi itu menyebabkan gangguan ekonomi, gangguan segala macam, tidak stabil dan sebagainya. Tapi kalau menurut saya ya, vaksin yang dicoba di kita itu memang belum selesai. Jadi kita harus menunggu sampai bulan Januari, kalau menurut saya begitu. Sebaiknya ya, sebaiknya,” ujar Kusnandi.


Kusnandi menyampaikan pendapatnya itu, di akhir acara pemaparan hasil survei "Pemahaman dan Kepercayaan Masyarakat terhadap Vaksin dan Obat Covid 19". Survei itu sendiri dilakukan oleh peneliti dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Magisten Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta, dan Forum Perguruan Tinggi untuk Pengurangan Resiko Bencan (FPT PRB). Pemaparan dilakukan secara daring pada Selasa (13/10) dengan menghadirkan sejumlah peneliti dan penanggap.


Tiga Bulan Terlalu Cepat


Lebih jauh, Kusnandi mengatakan ada tiga hal yang harus menjadi perhatian dalam tahap ujicoba vaksin. Ketiganya adalah keamanan vaksin, imunogenisitas, dan efikasi.


Imunogenisitas adalah kemampuan vaksin memicu respons imun dari tubuh manusia, sedangkan efikasi adalah kemampuan vaksin memberikan manfaat bagi penerima imunisasi. Kondisi tersebut, lanjut Kusnandi, tidak dapat diketahui dalam ujicoba selama bulan, setidaknya harus menunggu enam bulan dan bahkan waktu setengah tahun ini masih bisa dianggap terlalu singkat.


Apalagi untuk mengetahui efikasi, menurut Kusnandi, harus ada kontak dengan seseorang yang terkena infeksi. Apakah seseorang tertular setelah menjalani kontak, dan pemeriksaan dilakukan melalui swab. Sekali lagi, Kusnandi mengatakan waktu tiga bulan tidak cukup. Banyak pihak, termasuk WHO dan pemerintah yang meminta proses itu dapat dipercepat karena kondisi pandemi.


“Pengembangan vaksin itu biasanya belasan tahun, asal tahu saja semuanya, ya. Biasanya pengamatan itu belasan tahun. Sekarang kita diperintahkan untuk satu tahun, itu loh Itu kasarnya. Uji fase ketiga ini analisa hasilnya paling cepat Januari 2021, kalau kita mau bener-bener,” tambah Kusnandi.


Tim yang dipimpin Kusnadi saat ini tengah menjalankan fase ketiga ujicoba vaksin buatan Indofarma dan Sinovac. Mereka akan membuat laporan kepada Biofarma, yang kemudian meneruskannya ke BPOM. Lembaga inilah yang akan memutuskan, apakah vaksin lolos atau tidak. Kusnandi mengingatkan, di seluruh dunia sampai saat ini belum ada produk vaksin yang menyelesaikan tahap ujicoba ketiga.


Vaksin Tindakan Hati-Hati


Ahli Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia, dr Pandu Riono juga mempertanyakan soal rencana vaksin ini.


“Sampai sekarang belum ada vaksin. Walaupun sampai November, belum ada vaksin. Itu yang dibeli pemerintah itu baru kandidat, itu trik dagang, hati-hati. Semacam ijon, itu bahaya sekali. Menurut saya, sabar saja, kan WHO sudah memberikan fasilitas akses pada vaksin,” ujar Pandu.


Kehati-hatian luar biasa harus diterapkan, lanjut Pandu, sambil memberi contoh uji vaksin demam berdarah yang tengah berjalan. Vaksin demam berdarah telah diujicoba di berbagai negara dan lolos fase ketiga. Saat akan diluncurkan untuk fase keempat, ditemukan situasi yang membahayakan. Pandu menyebut, pemerintah Filipina bahkan harus menerima gugatan karena problem efek samping ini.


“Ini bukan main main, kita memasukkan virus dan zat lainya ke tubuh. Walaupun secara teori aman, tetapi belum tentu aman. Kita perlu hati-hati luar biasa,” lanjutnya.


Setiap tindakan, kata Pandu harus didasarkan pada otoritas keilmuan, bukan pemerintah. Karena itulah, menurut Pandu akan sangat berbahaya jika November mendatang vaksin akan masuk dan digunakan. Dia ingin seluruh proses dibicarakan secara terbuka oleh para ahli, karena ini adalah masalah bersama.


Responden Ragukan Obat dan Vaksin


Sementara itu, survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat ragu-ragu hingga tidak setuju jika harus menggunakan obat atau vaksin Covid 19. Dari penelitian ini terungkap data, 70 persen responden menyatakan keragu-raguan hingga ketidakbersediaaan, jika mengkonsumsi obat Covid-19 hasil kerjasama Universitas Airlangga, Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI Angkatan Darat.


Terkait vaksin, sebanyak 69 persen responden menyatakan keragu-raguan hingga ketidakbersediaan, ketika harus mengonsumsi vaksin hasil kerja sama Biofarma dan Sinovac. Sementara 56 persen responden mengungkapkan hal yang sama, terkait vaksin Merah Putih dari Biofarma dan Lembaga Biologi Molekular Eijkman.


Mengenai kenyataan bahwa proses penyediaan obat dan vaksin masih membutuhkan waktu lama, responden juga memahami.


“Kecenderungannya lebih ke setuju, ketika ditanya tentang proses penyediaan kedua intervensi ini masih panjang,” kata Irma Hidayana Ph D, dari LaporCovid19 yang turut memaparkan hasil penelitian.


Sementara, peneliti yang lain, Dicky Pelupessy Ph D menyebut, penelitian ini juga mengungkap bahwa masyarakat memahami pandemi berdampak pada kondisi kesehatan. Namun di sisi yang lain mereka masih ragu terhadap pemakaian obat dan vaksin Covid 19.


“Menurut kami, perlu ada langkah evaluatif dari pemerintah terkait pengembangan dan pembuatan vaksin, terutama janji ketersediaan vaksin,” kata Dicky.


Para peneliti juga memandang masyarakat perlu diyakinkan sehingga penerimaan mereka lebih baik dalam soal obat dan vaksin. Namun upaya itu harus berbasis langkah ilmiah. Rekomendasi lain dari peneliti adalah bahwa penyediaan vaksin dan obat hanya salah satu upaya. Perlu strategi menyeluruh pengendalian Covid 19, baik itu testing, tracing dan isolasi, intervensi sosial serta penerapan protokol kesehatan 3M. (YK/VOA)

Ronaldo Positif COVID-19, Siapa Saja yang Berisiko Tertular?

Cristiano Ronaldo
Cristiano Ronaldo. Foto: Antaranews


BorneoTribun | Jakarta
- Bintang Portugal yang bermain untuk Juventus, Cristiano Ronaldo, dinyatakan positif terinfeksi virus Corona COVID-19. Akibatnya ia tidak bisa memperkuat negaranya saat melawan Swedia, Rabu mendatang.


Tapi bukan itu yang jadi persoalan. Sebelum dinyatakan positif COVID-19, Ronaldo sempat memperkuat Timnas Portugal saat melawan Prancis dan Spanyol dalam pertandingan persahabatan, yang artinya ia terlibat kontak dekat dengan sejumlah pemain bola baru-baru ini.


Dalam beberapa foto, ia sempat berpelukan dengan bintang sepakbola Prancis Kylian Mbappe dan Raphael Varane.


Beberapa jam sebelum diumumkan positif, Ronaldo juga mengunggah foto wefie bersama rekan-rekan setimnya. Tampak jelas tidak ada seorangpun yang memakai masker maupun menerapkan physical distancing. Semua tersenyum ke arah kamera.

Ronaldo dipastikan tidak akan memperkuat Portugal saat menghadapi Swedia. Ia dinyatakan positif COVID-19 meski tidak menunjukkan gejala, dan kini harus menjalani isolasi.


"Menyusul kasus positif, pemain yang tersisa menjalani tes baru Selasa pagi, semua hasilnya negatif dan bisa ke Fernando Santos untuk latihan sore ini di Cidade do Futebol," demikian pernyataan Portugal. (*)

Selasa, 13 Oktober 2020

Tambah 3.906, Kasus Positif Korona di RI 13 Oktober Jadi 340.622

Tambah 3.906, Kasus Positif Korona di RI 13 Oktober Jadi 340.622
Peneliti mengungkapkan adanya kemungkinan gejala langka karena virus corona. Namun semuanya masih butuh penelitian lanjutan. ( iStockphoto/BlackJack3D)


BorneoTribun | Jakarta - Kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia saat ini meningkat 3.906. Total kasus positif Corona di negara itu 340.622.


Diakses dari data situs Kementerian Kesehatan, Selasa (13/10/2020), juga terdapat 4.777 pasien tambahan yang sembuh dari Corona. Jumlah pasien yang sembuh adalah 263.296.


Jumlah pasien yang meninggal akibat virus Corona bertambah 92. Jumlah kumulatif pasien yang meninggal akibat Corona sebanyak 12.027.


Jumlah terduga penderita Corona yang dipantau hari ini sebanyak 153.822. Sedangkan 50.418 spesimen diperiksa.


Sehari sebelumnya, total kumulatif kasus virus Corona sebanyak 336.716, 258.519 pasien sembuh dari Corona, dan 11.935 pasien meninggal akibat Corona. (*)

Hasil Tracing Kontak, Dua Warga Tayan Hilir Terkonfirmasi Positif Covid-19

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting. (Foto: BT/LB)


BorneoTribun | Sanggau, Kalbar - Selain dinyatakan sembuh, dua orang Warga Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau juga dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. hal itu terjadi berdasarkan hasil swab tracing kontak erat dari pasien positif Covid-19 sebelumnya yang merupakan warga asal Kecamatan Tayan Hilir.


Kedua orang warga asal Kecamatan Tayan Hilir tersebut yakni laki-laki 28 tahun dan perempuan 26 tahun.


“Kita dapat lagi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 warga asal Tayan Hilir,” ungkap Ginting, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau. Senin, (12/10/2020).


“Nah, keduanya ini merupakan hasil tracing kontak erat dari pasien positif (Covid-19) sebelumnya,” tambahnya.


“Dengan demikian Tayan hilir hingga kini masih menjadi tempat khusus penanganan Covid-19 di Kabupaten Sanggau,” pungkas Ginting.


Lebih jauh diharapkan agar masyarakat Sanggau tetap patuh dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan sehingga pasien positif Covid-19 di Kabupaten Sanggau tidak bertambah. (YK/LB)

Senin, 12 Oktober 2020

Studi Australia Menunjukkan Covid-19 Bisa Bertahan Hidup 28 hari di Lembaran Uang dan Ponsel

Studi Australia Menunjukkan Covid-19 Bisa Bertahan Hidup 28 hari di Lembaran Uang dan Ponsel
Klaster SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2) atau virus corona yang menyebabkan Covid-19 tampak di mikroskop. (Foto: U.S. National Institute of Allergy and Infectious Diseases)


BorneoTribun
- Sebuah studi oleh badan sains nasional Australia menunjukkan virus corona yang menyebabkan Covid-19 bisa bertahan hidup di permukaan seperti lembaran uang dan ponsel selama hingga 28 hari dalam kondisi gelap dan dingin.


Dilansir kantor berita AFP, badan itu mengatakan para periset pada pusat kesiapan penyakit CSIRO mengetes ketahanan SARS-CoV-2 dalam gelap pada tiga suhu. Menurut badan itu, Senin (12/10) hasil studi menunjukkan tingkat ketahanan virus berkurang ketika kondisi semakin panas.


Para ilmuwan itu mendapati bahwa pada suhu 20 derajat Celcius, SARS-CoV-2 "sangat aktif" pada permukaan mulus, -- seperti layar ponsel -- bertahan selama 28 hari pada gelas, baja dan lembaran uang.


Pada suhu 30 derajat Celcius, tingkat ketahanan menurun hingga menjadi tujuh hari dan merosot hingga menjadi hanya 24 jam pada suhu 40 derajat Celcius.


Para periset itu mengatakan virus itu bertahan lebih singkat pada permukaan berpori seperti kapas. Sedangkan pada suhu terendah, virus corona bisa bertahan hingga 14 hari dan kurang dari 16 jam pada suhu tertinggi.


Menurut hasil studi yang diterbitkan dalam jurnal Virology, temuan itu memperlihatkan virus corona bisa bertahan "jauh lebih lama" dibandingkan temuan dalam studi-studi sebelumnya yang mendapati bahwa virus itu bisa bertahan hingga empat hari pada permukaan tak berpori.


Jurnal itu menggunakan metode evaluasi peer-review atau telah diperiksa oleh satu atau lebih orang-orang dengan kompetensi setara dengan penulis.


Trevor Drew, direktur Pusat Kesiapan Penyakit Australia, mengatakan studi itu melibatkan mengeringkan sampel virus di material yang berbeda-beda sebelum mengujinya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode yang "sangat sensitif" yang bisa menemukan jejak virus hidup yang bisa menginfeksi kultur sel.


"Ini bukan mengatakan bahwa jumlah virus tersebut akan mampu menginfeksi seseorang," Drew mengatakan kepada stasiun televisi ABC.


Dia menambahkan jika seseorang "tidak berhati-hati dengan bahan-bahan tersebut dan menyentuh serta menjilat tangan anda atau menyentuh mata atau hidung, anda bisa terinfeksi dalam dua minggu setelah terkontaminasi.". (YK/VOA)

5 Kasus Baru Positif Covid-19, Paulus Subarno Minta Warga Taati Prokes 3M

 

5 Kasus Baru Positif Covid-19, Paulus Subarno Minta Warga Taati Prokes 3M
Anggota DPRD Kabupaten Sekadau fraksi partai Hanura Paulus Subarno. (Foto: BT/A)


BorneoTribun | Sekadau, Kalbar - Anggota DPRD Kabupaten Sekadau fraksi partai Hanura Paulus Subarno meminta kepada masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pasca adanya 5 kasus konfirmasi positif Covid-19 di Sekadau.


"Saya minta kepada masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Yaitu jika keluar rumah menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak dengan menghindari kerumunan," ujar Ngah Barno sapaan akrabnya saat dihubungi wartawan Senin, (12/10/2020) sore.


Lebih lanjut ia meminta agar selalu menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makam yang bergizi.


"Jangan lupa jaga kesehatan, makanlah makanan yang bergizi, dan untuk yang positif jaga kesehatan jangan lupa berobat, semoga lekas sembuh," tutupnya. (YK/A).

5 Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 Di Sekadau, Pjs Bupati Sekadau Himbau Masyarakat Patuhi Protokes

5 Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 Di Sekadau, Pjs Bupati Sekadau Himbau Masyarakat Patuhi Protokes
Pjs Bupati Sekadau Himbau Masyarakat Patuhi Protokes. (Foto: Tim)


BorneoTribun | Sekadau, Kalbar  - Pjs Bupati Sekadau Hj. Sri Jumiadatin mengumumkan 5 kasus baru terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Sekadau. 


Ia menambahkan, hal tersebut berdasarkan hasil Swab pada tanggal 21 September 2020 lalu.


"Segala upaya telah kita lakukan dari himbauan hingga tidakan bagi pelanggar Prokes,"kata Jumiadatin kepada wartawan, Senin (12/10/2020). 


"Kasus baru yang berjumlah 5 orang tersebut di ambil sampel swabnya pada tanggal 31 September lalu, jadi sampai hari ini tanggal 12 oktober, artinya selama 22 hari yang terkonfirmasi beraktivitas," tambahnya. 


Hj Jumiadatin mengatakan, yang bersangkutan atau yang terkorfimasi Covid-19 tersebut adalah orang-orang yang sangat sering beraktivitas di lingkunganya baik sosialisasi maupun ekonomi. 


"Oleh karnanya kita akan berupaya melakukan penyemprotan disenfektan dan tindakan - tindakan lain," kata Jumiadatin. 


"Kami juga menghimbau kepada masyarakat jangan abaikan Prokes, gunakan masker, jauhi kerumunan, cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer serta aktivitas - aktivitas yang dapat menyebabkan terjangkitnya virus Covid-19,"tutupnya. (Tim).

Sekelompok Warga Muslim AS Donasikan Masker Semasa Pandemi Covid-19

Sekelompok Warga Muslim AS Donasikan Masker Semasa Pandemi Covid-19
Pekerja medis di sebuah layanan kesehatan di negara bagian Massachusetts menerima sumbangan masker dari Andover Islamic Center. (Foto courtesy: Andover Islamic Center)


BorneoTribun - Pandemi virus corona membangkitkan rasa kedermawanan pada banyak kalangan untuk membantu mereka yang terdampak. Komunitas dan organisasi Muslim juga tidak ketinggalan mengulurkan bantuan


Sebagaimana kelompok masyarakat lainnya, warga Muslim merupakan bagian tak terpisahkan dari komunitasnya masing-masing. Sesuai ajaran Islam, setiap Muslim memiliki kewajiban individual untuk berbuat baik kepada tetangga-tetangganya.


Berbuat kebaikan atau beramal terhadap sesama anggota masyarakat juga merupakan salah satu cara untuk menguatkan hubungan sosial maupun membantu menciptakan masyarakat yang inklusif.


Salah satu kegiatan beramal yang dilakukan Muslim pada masa pandemi Covid-19 ini adalah memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan, yakni masker.


Menjelang International Day of Charity atau Hari Amal Internasional yang diperingati setiap tanggal 5 September, tokoh-tokoh masyarakat Islam di Berkeley, California, mendonasikan ratusan masker serta paket-paket perawatan lainnya.


Donasi itu diserahkan sehari sebelumnya ke Prescott-Joseph Center for Community Enhancement di Oakland.


Mana Nazeri, adalah wakil dari komunitas Muslim yang tergabung dalam MTO (Maktab Tarighat Oveyssi) Center di Berkeley yang menyerahkan bantuan tersebut. ​


"Menjelang Hari Amal Internasional, kami di MTO Oveyssi Center ingin berbuat sesuatu untuk kota tetangga kami, Oakland, untuk mengulurkan bantuan," kata Nazeri dalam laporan yang ditayangkan ABC News.


MTO adalah organisasi nirlaba internasional yang antara lain menyelenggarakan ajaran meditasi Sufi yang melayani seluruh kalangan dan bukan hanya Muslim.


Sementara itu, ABC News juga mengutip Wali Kota Oakland Libby Schaaf, yang hadir dalam acara penyerahan bantuan itu.


"Saya ingin berterima kasih kepada komunitas Sufi dan khususnya organisasi MTO atas kontribusi amal kalian yang luar biasa," kata Schaaf.


MTO hanya segelintir dari organisasi dan kelompok Muslim yang merupakan minoritas di negara-negara Barat, yang bekerja tanpa kenal lelah untuk membantu menyediakan kebutuhan peralatan pelindung bagi para pekerja kesehatan di garis depan.


Di Inggris, misalnya, Loft25, produsen kebutuhan interior dan taman yang bermula di Birmingham. Bekerja sama dengan Masjid dan Pusat Komunitas Green Lane di kota itu, Loft25 menyediakan 1 juta masker untuk para petugas kesehatan di garis depan beberapa bulan lalu.


Tak ketinggalan, pengusaha Muslim Inggris, Yousuf Bhaliok, yang pada awal merebaknya pandemi Covud-19, Maret lalu, menyumbangkan hampir $ 260 ribu untuk lembaga kesehatan Inggris. Jumlah itu mengawali kampanyenya menggalang dana dengan target $ 1,3 juta.


Kembali ke Amerika, pada April lalu jemaah Masjid Hamzah al-Mahmood Foundation di Minnesota bekerja sukarela menjahit 1.500 masker. Masker-masker ini ditujukan untuk para pasien dengan risiko rendah serta para staf nonmedis di rumah sakit-rumah sakit lokal di sekitar Minneapolis-Saint Paul, atau yang biasa disebut sebagai Twin Cities.


Bagi para jemaah masjid itu, menjahit masker tersebut merupakan cara mereka untuk bertemu satu sama lain dan membantu komunitas mereka. Sekitar 40 keluarga tercatat bekerja sukarela menjahit masker-masker tersebut.


Sebagaimana dilaporkan Sahan Journal, imam masjid, Sheikh Muhammad Faraz mengemukakan, menjahit masker merupakan kegiatan pengganti bagi jemaah yang tidak dapat berkumpul di masjid. Selain membuat jemaah tetap merasa bersemangat, ternyata aktivitas semacam itu menimbulkan perasaan berkumpul yang lebih besar daripada pertemuan yang biasa mereka lakukan di masjid, lanjut Sheikh Faraz. (YK/VOA)

Link: https://www.borneotribun.com/2020/10/sekelompok-warga-muslim-as-donasikan.html

9 Hari Terjangkit Covid-19, Dokter: Trump sudah tidak Berisiko Menularkan Covid-19

Trump sudah tidak Berisiko Menularkan Covid-19
Presiden AS Donald Trump berdiri di balkon Gedung Putih berbicara kepada para pendukung yang berkumpul di South Lawn untuk rapat umum kampanye. (Foto: Reuters)


BorneoTribun | Internasional - 9 (sembilan) hari setelah dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Dokter Kepresidenan ungkapkan, Sabtu (10/10), Presiden AS Donald Trump sudah tidak berisiko menularkan Covid-19.

"Dengan ini saya laporkan bahwa Presiden telah memenuhi kriteria CDC terkait keamanan mengakhiri isolasi, selain itu, hasil PCR Covid pagi ini, berdasarkan standar-standar yang diakui sekarang ini, dia tidak lagi berisiko menulari orang lain," kata dokter presiden Sean Conley dalam pernyataan yang dirilis Sabtu (10/10) malam


Conley, yang dituduh kurang transparan terhadap publik, mengatakan sudah 10 hari sejak Trump pertama kali memperlihatkan gejala virus corona. Presiden dirawat inap di rumah sakit sehari kemudian, pada 2 Oktober.


Tes-tes memperlihatkan “tidak ada bukti virus berlipatganda secara aktif,” dan bahwa jumlah virus dalam tubuh (viral load) Trump “berkurang,” kata Conley. Namun, dia tidak menyatakan bahwa Presiden bebas Covid-19.


Trump tidak demam dan gejalanya telah “membaik,” kata Conley, menambahkan bahwa dia akan terus memonitor presiden yang telah “kembali berkegiatan secara aktif.”


Trump, yang dirawat inap di RS tiga hari sebelum pulang ke Gedung Putih, telah berusaha untuk kembali berkampanye.


Dia ketinggalan jauh dari penantangnya, Joe Biden dari Partai Demokrat, dalam berbagai jajak pendapat, kurang dari sebulan sebelum pilpres pada 3 November. (YK/VOA)

Minggu, 11 Oktober 2020

Sekadau Batal Zona Hijau, 5 Orang Positif Terjangkit Virus Corona

Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Harisson

Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Harisson. (Foto: Istimewa/Kompas)


BorneoTribun | Pontianak, Kalbar - Sebelumnya Kabupaten Sekadau ditetapkan zona hijau pandemi covid-19. hasil penyampaian dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Harisson mengungkapkan, kasus baru positif Virus Corona atau Covid-19 di Kalbar Bertambah 81 orang, 5 diantarannya dari Kabupaten Sekadau, Minggu (11/10/2020).


Ia menjelaskan, bahwa penambahan kasus baru positif virus corona di kalbar ada 81 orang dari 10 daerah. "Terbanyak ada di Kota Pontianak sebanyak 25 orang terkonfirmasi virus corona." kata Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Harisson.

"Pontianak ada 25 orang, Landak 13 orang, disusul Singkawang ada 10 orang, ketapang 8 orang, kemudian di Sekadau ada 5 orang, di Kayong Utara 7 Orang, Kubu Raya 6 Orang, Sambas 3 Orang, di Sintang 2 orang, Mempawah 1 orang dan Bengkayang ada 1 orang yang terkonfirmasi Covid-19." ungkapnya.


Harisson menambahkan, selain 81 orang kasus baru Positif Covid-19, ada 41 kasus yang dinyatakan sembuh. Kasus sembuh itu ada di 6 (enam) daerah.


"Konfirmasi Sembuh 41 orang, Kota Pontianak 4 orang, Kota Singkawang 27 orang, Kubu Raya 4 orang, Mempawah 2 orang, Landak 3 orang dan Melawi 1 orang," jelasnya.


Dengan adanya penambahan 81 kasus baru ini, menjadikan total kasus Konfirmasi Positif Covid-19 di Kalbar sebanyak 1.279 orang dengan kasus sembuh sebanyak 958 orang atau 73,86 persen dan 9 orang meninggal dunia.(*).

Polsek Kuala Behe Gelar Patroli Wajib Masker

Polsek Kuala Behe Gelar Patroli Wajib Masker
Anggota Piket Polsek Kuala Behe Bripka Adri bersama Bripka Rahmad Kurniawan melaksanakan patroli di Kecamatan Kuala Behe. (Foto: BT/HY)


BorneoTribun | Landak, Kalbar - Anggota Piket Polsek Kuala Behe Bripka Adri bersama Bripka Rahmad Kurniawan melaksanakan patroli sapa dan sambang dialogis kepada Warga lagi asyik nyantai supaya selalu menggunakan masker, Sabtu (10/10/2020) Malam. 


Partoli ini dilakukan untuk menyampaikan imbauan tentang protokol kesehatan pencegahan Pandemi covid-19 pada fase adaptasi kebiasaan baru di tengah kehidupan masyarakat, dan menjaga warga terjangkitnya virus corona yang saat ini masih belum berakhir.


Dalam patroli sambang dialogis tersebut Bripka Adri sebagai Kanit Sabhara memberikan imbauan seputar tentang protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19 dalam menyongsong fase adaptasi kebiasaan baru kepada warga.


"Bagi warga sedang nyantai di depan rumahnya untuk tetap patuhi protokol kesehatan seperti selalu jaga jarak aman terhadap penularan virus, selalu cuci tangan bersih dengan Hand Sanitizer dan serta selalu Memakai masker jika keluar rumah,"ujarnya


Ia berharap warga Kecamatan Kuala Behe bisa mengerti bahwa penyebaran virus Corona ini adalah masalah yang serius dan harus dicegah bersama.


“Sebetulnya ini bentuk kepedulian kami kepada masyarakat, agar tidak terkena virus Corona. Oleh karenanya, saya imbau lebih baik berada di rumah saja dan jangan suka berkumpul di tempat kerumunan,” pungkas Kanit Sabhara


Penulis : Heriyanto

Selasa, 06 Oktober 2020

Pandemi Covid-19 Canggung Saat Dekat Sekitar Orang Lain

Pandemi Covid-19 Canggung Saat Dekat Sekitar Orang Lain
Boneka beruang ikut duduk di kursi-kursi restoran sebagai langkah jaga jarak sosial di Jaso Bakery, Mexico City, saat restoran kembali buka di tengah pandemi, 23 Juli, 2020.


BorneoTribun - Para psikiater mengatakan, pandemi Covid-19 dan fokus pada jarak sosial, telah membuat kita merasa lebih kesepian dan kadang kala canggung saat berada dekat sekitar orang lain.


Psikiater, Dennis Ougrin, dari King’s College London, Inggris menekankan adanya konsekuensi dari isolasi dan kesepian yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.

Pandemi Covid-19 Canggung Saat Dekat Sekitar Orang Lain
Seorang pria duduk sendirian di sebelah patung beruang Paddington, saat Inggris memberlakukan karantina untuk menahan penyebaran virus corona, 15 April, 2020.


“Orang-orang yang menghabiskan waktu lama dalam isolasi, seperti dalam penjara, atau rumah sakit, atau Antartika, pasti kehilangan keterampilan sosial tertentu. Dan mereka akan semakin banyak kehilangan keterampilan tersebut, kalau semakin lama berada dalam isolasi,” ujar Dennis Ougrin kepada VOA.

Pandemi Covid-19 Canggung Saat Dekat Sekitar Orang Lain
Warga AS, Andrew Kolb, sedang membaca buku dengan anaknya, James, 5, di dalam tenda yang didirikan di halaman rumah, selama masa isolasi di tengah penyebaran virus corona di Washington, U.S., April 2, 2020


Warga AS, Andrew Kolb, sedang membaca buku dengan anaknya, James, 5, dalam tenda yang berdiri pada halaman rumah, selama masa isolasi pada penyebaran virus corona pada wilayah Washington, U.S., April 2, 2020


Markiyan Prokhasko menghabiskan waktu hampir dua bulan waktu tinggal sebuah daerah Antartika. Ia pergi ke sana pada awal tahun 2019, untuk menulis buku tentang pengalaman tinggal daerah stasiun Kutub Selatan. Belakangan ini, saat karantina, Markiyan melihat banyak kesamaan, seperti waktu tinggal pada Kutub Selatan dulu.


“Saat Anda tinggal dalam rumah, terkadang Anda bahkan tidak mau melihat siapa pun, padahal Anda selalu bisa melakukannya. Tapi, ketika keadaan memaksa Anda untuk tinggal dalam rumah, Anda bisa secara tiba-tiba merasakan adanya kendala tertentu. Anda tidak bisa pergi kemana-mana, walau Anda menginginkannya. Sama halnya saat berada salahsatu tempat Antartika,” ceritanya.


Setelah kembali dari ekspedisinya, Markiyan memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan kehidupan yang normal.


“Waktu saya kembali, pada satu sisi, saya ingin bersenyembunyi dulu selama beberapa minggu, tidak berkomunikasi dengan siapa-siapa. Mungkin hanya dengan orang-orang terdekat saja. Bagaimana ya, cara menjelaskannya? Pada lain sisi, selama sementara waktu, terasa kalau hal-hal yang biasa kita kerjakan, tidak ada gunanya. Saya pergi keluar, orang-orang pergi ke suatu tempat, apa sih yang mereka lakukan?” kata Markiyan.


Ragu Akan Hilang Keterampilan

Pandemi Covid-19 Canggung Saat Dekat Sekitar Orang Lain
Para penumpang bis kota daerah New York berusaha jaga jarak dalam penyebaran virus corona New York, April 2020 (Dok: REUTERS/Eduardo)


Para ahli mengatakan, ada sedikit keraguan bahwa orang akan kehilangan keterampilan sosial tertentu selama pandemi. Seperti halnya kondisi atrofi otot atau melemahnya kekuatan otot kita akibat tidak berolahraga, keterampilan dalam berkomunikasi juga terpengaruh akibat isolasi. Karena itu, sangatlah penting untuk menjaga kesehatan mental Anda.


“Komunikasi, sosialisasi dengan sesama manusia tidak kalah pentingnya perbandingan dengan pekerjaan, olahraga, pola makan, tidur, dan sebagainya. Ini adalah elemen yang sangat penting. Jika orang-orang berpendapat bahwa perlu berolahraga selama setengah jam dalam masa karantina, mereka juga harus memikirkan pentingnya komunikasi atau interaksi sosial,” jelas Dennis Ougrin.

Pandemi Covid-19 Canggung Saat Dekat Sekitar Orang Lain

Boneka beruang ikut duduk pada kursi-kursi restoran sebagai langkah jaga jarak sosial ke Jaso Bakery, Mexico City, saat restoran kembali buka masih dalam pandemi, 23 Juli, 2020.


Beberapa pakar juga menambahkan, hal-hal kecil pun dapat membantu.


“Jika pendengar kami ingin meningkatkan kesehatan mental mereka hari ini, saya akan menyarankan mereka untuk menelpon dan bertemu dengan teman baik, yang sudah lama tidak berkomunikasi, dan ngobrol saja sebentar,” tambah Dennis Ougrin.


Cepat atau lambat, pandemi akan berakhir. Harapannya adalah dunia bisa lepas dari segala jarak dan segera kembali bersosialisasi. (YK/VOA)

Minggu, 04 Oktober 2020

Honda Motor Jepang Stop Pemasok Mesin Formula 1 FIA di Akhir Musim 2021

Honda Motor Jepang Stop Pemasok Mesin Formula 1 FIA Diakhir Musim 2021
Logo Honda dalam sebuah pameran, Geneva International Motor Show ke-89 di Jenewa, Swiss, 5 Maret 2019. (Foto: REUTERS/Pierre Albouy)


BorneoTribun - Honda Motor Jepang akan stop partisipasinya sebagai pemasok mesin di Kejuaraan Dunia Formula Satu FIA pada akhir musim 2021. Perusahaan tersebut, Jumat (2/10), mengatakan akan fokus pada teknologi tanpa emisi.


Kantor berita Reuters mengutip Kepala Eksekutif Honda Takahiro Hachigo, melaporkan keputusan itu dibuat pada akhir September dan perusahaan tidak berniat untuk kembali ke F1.


"Ini bukan akibat pandemi virus corona, tetapi karena tujuan bebas karbon jangka panjang kami," katanya.


Seperti pabrikan mobil lainnya, Honda sedang bergegas membangun kendaraan energi baru. Pembangunan itu dilakukan semakin cepat di tengah wabah virus corona ketika produsen mobil meninjau rencana produksi untuk menangkap pangsa pasar dengan model-model baru, termasuk kendaraan rendah atau nol emisi.


Honda, yang kembali ke F1 pada 2015 dan tahun lalu mulai memasok mesin ke tim Red Bull Racing, mengatakan akan mengalihkan sumber daya yang digunakan untuk membangun mesin F1 sebagai upaya mempercepat pengembangan teknologi tanpa emisi, seperti sel bahan bakar dan baterai.


“Kami memahami betapa sulitnya bagi Honda Motor Company untuk mengambil keputusan tersebut. Kami memahami dan menghormati alasan di balik ini,” kata Kepala Tim Red Bull Christian Horner dalam sebuah pernyataan.


Honda meluncurkan mobil baterai yang diproduksi massal pertama bulan ini, Honda e. Perusahaan telah mengumumkan rencana untuk mengalihkan dua pertiga dari output perusahaan menjadi kendaraan energi baru pada tahun 2030.


Saingan Honda, Toyota Motor Corp, pekan lalu mengatakan pihaknya mengharapkan penjualan tahunan kendaraan listrik mencapai 5,5 juta pada tahun 2025, lima tahun lebih awal dari yang direncanakan semula. (YK/VOA)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno