Berita Borneotribun.com: Budaya Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 September 2022

Pemkab Kapuas Hulu berharap Sandiaga Uno hadir Festival Danau Sentarum

Pemkab Kapuas Hulu berharap Sandiaga Uno hadir Festival Danau Sentarum
Caption : Panorama wisata Danau Sentarum dan kearifan lokal perahu hias Suku Dayak Tamambalo yang biasanya dilaksanakan setiap Festival Danau Sentarum, di wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat.
BORNEOTRIBUNCOM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kapuas Hulu Kalimantan Barat berharap agar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menghadiri pelaksanaan Festival Danau Sentarum pada 22-26 Nopember 2022 mendatang.

"Kami sangat berharap Festival Danau Sentarum dihadiri Menparekraf untuk mendorong potensi wisata Kapuas Hulu," kata Sekretaris Daerah Kapuas Hulu Mohd Zaini, kepada Antara di Putussibau Kapuas Hulu, Kalbar, Sabtu.

Disampaikan Zaini, pelaksanaan Festival Danau Sentarum di wilayah Kapuas Hulu memang telah mendapatkan persetujuan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang akan dilaksanakan pada 22-26 Nopember 2022.

Untuk itu, ujar dia, pelaksanaan Festival Danau Sentarum itu perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak termasuk dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan pihak swasta dan lembaga lainnya seperti NGO atau organisasi nonpemerintah/Ornop.

"Kami sudah lakukan koordinasi dengan pihak kementerian membahas persiapan Festival Danau Sentarum," kata Zaini.

Diketahui, Festival Danau Sentarum merupakan agenda tahunan pemerintah daerah, dengan tujuan untuk mempromosikan potensi wisata di Kapuas Hulu.

Danau Sentarum itu sendiri berada dalam kawasan Taman Nasional Danau Sentarum yang berada di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat.

Dikatakan Zaini, dalam setiap pelaksanaan Festival Danau Sentarum berbagai kegiatan seni dan budaya juga dilaksanakan dengan mengedepankan kearifan lokal, seperti ada lomba tarian daerah, lomba sampan, festival madu, lomba sampan ada juga perahu hias.

Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Ismunadi, Senin (12/9) lalu mengatakan potensi wisata Danau Sentarum telah dipromosikan ke 16 negara, melalui video yang dikirimkan oleh Deputi Pemasaran Pariwisata.

Sasaran promosi 16 negara di antaranya Australia, Perancis, Jerman, Belanda, Inggris, Swedia, Malaysia, Singapura, Korea, Jepang, China, Taiwan, Rusia, Amerika, Kroasia dan Brunei Darussalam.

Dia mengatakan dalam Festival Danau Sentarum mendatang akan menampilkan kearifan lokal potensi alam Kapuas Hulu seperti karnaval adat budaya, parade minum kratom madu, lomba perahu bidar khas Kapuas Hulu, lomba duta wisata, lomba cipta kreasi tarian daerah, susur danau, panen madu danau, lomba OR tradisional gasing, lomba menyumpit, bersepeda di jantung borneo, lomba motor cross, hiburan rakyat, eksplor danau sentarum, konser etnik musik sape, hiburan artis ibu kota dan daerah dan ritual adat suku di Pulau Melayu.

(yk/ant)

Jumat, 23 September 2022

Pameran Kriyanusa 2022, Kabupaten Sambas Pamerkan Tenun Songket

Dekranasda Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat berpartisipasi dan mengenalkan warisan khas budaya daerah seperti tenun songket dalam Pameran Kriyanusa 2022.
Pameran Kriyanusa 2022, Kabupaten Sambas Pamerkan Tenun Songket
Ketua Dekranasda Kabupaten Sambas, Kalbar, Yunisa, saat mengenalkan songket Sambas dalam Pameran Kriyanusa 2022 di Jakarta. (BorneoTribun/Antara)
BorneoTribun Sambas, Kalbar - Acara Pameran Kriyanusa 2022 secara resmi dibuka oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Ketua Umum Dekranas Kerajinan Nasional Wury Ma’ruf Amin di Jakarta.

“Alhamdulillah pada Pameran Kriyanusa 2022, Kabupaten Sambas bisa ikut yang mana ini hampir diikuti seluruh provinsi, kota maupun kabupaten. Dalam hal ini kami tentunya kami ingin mengenalkan ciri khas Kabupaten Sambas yakni salah satunya kain tenun Songket Sambas," kata Ketua Dekranasda Kabupaten Sambas Yunisa saat dihubungi dari Sambas, Jumat.

Ia menambahkan dalam pameran tersebut selain tenun Songket Sambas, pihaknya juga mengenalkan kain cual, kerajinan rotan, kerajinan bambu dan anyaman pandan.

Menurutnya, keikutsertaan Dekranasda Sambas di Pameran Kriyanusa 2022 sebagai bentuk komitmen dalam mempromosikan salah satu kerajinan unggulan Kabupaten Sambas dan bentuk sinergi Dekranasda Kabupaten Sambas dalam mendukung salah satu program unggulan Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas yaitu One Village One Product (OVOP).

“Dalam pemeran ini kami ingin memberikan komitmen kami kepada masyarakat Kabupaten Sambas melalui Dekrnasda Kabupaten Sambas untuk mempromosikan kerajinan unggulan Kabupaten Sambas serta mendukung program pemerintah kabupaten yakni OVOP, satu desa satu produk," jelas dia.

Ia berharap pergelaran kegiatan tersebut bisa berlanjut agar dari daerah bisa mempromosikan secara langsung unggulan produk-produk Kabupaten Sambas.

“Harapannya,semoga kegiatan ini bisa berkelanjutan,yang mana kami dari Kabupaten Sambas bisa mempromosikan produk-produk unggulan yang kami miliki," katanya.

Pameran Kriyanusa 2022 yang berlangsung selama 21- 25 September 2022 di Hall A Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat diikuti sebanyak 147 peserta dari berbagai provinsi atau kabupaten di Indonesia.

(yk/ant)

Rabu, 21 September 2022

Wako Pontianak: Munculnya Beragam Kue Tradisional di Perayaan Robo-robo

Wako Pontianak: Munculnya Beragam Kue Tradisional di Perayaan Robo-robo
Wako Pontianak: Munculnya Beragam Kue Tradisional di Perayaan Robo-robo.
BorneoTribun Pontianak - Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono  mengatakan perayaan "robo-robo" (tolak bala) dengan menyajikan beragam kue tradisional yang saat ini terhampar di 
  sepanjang Jalan Tanjung Harapan di lingkungan RW 07 Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, sebagai momen bermunculnya kue-kue tradisional yang sudah jarang ditemukan di pasaran.

"Kami mengapresiasi atas inisiasi warga menggelar robo-robo di lingkungannya masing-masing. Kalau sudah tradisi ini terbiasa digelar, bisa saja kita lakukan di beberapa tempat," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Kaltim, Rabu.

Tampak berbagai kue buatan warga disajikan untuk merayakan robo-robo, di antaranya ketupat, kelepon, gamat, apam, putumayang, dokok-dokok, lepat ubi dan masih banyak lagi kue-kue tradisional lainnya. Warga yang menghadiri robo-robo saling berbagi kue-kue yang dibawa mereka masing-masing. Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono yang hadir di tengah-tengah warga tampak larut dalam suasana akrab dan saling bersenda gurau bersama warganya.

Dalam kesempatan itu, Edi mengapresiasi inisiasi warga yang menggelar robo-robo sebagai wujud melestarikan budaya. Robo-robo selain bertujuan sebagai tolak bala, mendapat keberkahan serta keselamatan dan kebaikan kepada sesama, juga mengandung makna memperkuat tali silaturahim yang telah terjalin. Makan bersama dalam tradisi robo-robo memiliki makna yang tinggi bagi masyarakat.

"Karena memberikan ikatan tali silaturahim kekeluargaan yang kuat, saling menghargai dan bisa memberikan semangat untuk menjalankan kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Menurutnya, tradisi robo-robo ini juga memiliki potensi yang besar untuk diangkat sebagai kegiatan wisata dengan kemasan yang lebih menarik sehingga bisa menjadi daya tarik wisata. Robo-robo ini juga menggugah rasa kebahagiaan dan kegembiraan masyarakat serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Selain bernilai wisata, Edi menyebut robo-robo juga sebagai momen bermunculannya kue-kue tradisional yang mungkin sudah sulit didapat di pasaran. Warga membuat kue-kue tradisional itu untuk bernostalgia ketika semasa kecil dulu sering menikmati kue-kue yang dibuat oleh orang tuanya.

"Kue-kue itu mungkin sudah jarang ada yang membuatnya saat ini. Nah, momen robo-robo ini banyak kita temui kue-kue tersebut," katanya.

Sementara itu, Ketua RT 04 RW 07 Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Syarif Said Alkadrie menyatakan, setiap tahunnya pihaknya menggelar robo-robo secara rutin dengan makan bersama di lingkungan ini. Masing-masing warga membawa makanan berupa kue-kue tradisional untuk disajikan secara saprahan. Warga saling berbagi kue-kue yang dibawanya untuk kemudian makan bersama, dan ada lima RT di RW 07 yang merayakan robo-robo.

"Ini sudah menjadi adat tradisi warga kami terutama di wilayah Kelurahan Banjar Serasan setiap bulan Safar tahun Hijriah hari Rabu pekan terakhir kami melaksanakan robo-robo," ungkapnya.

Said menambahkan, banyak manfaat yang terkandung dalam robo-robo. Pertama, warga saling bersilaturahmi, yang mana dalam keseharian mungkin ada warga jarang bertemu atau jarang berkomunikasi karena kesibukan masing-masing. Kedua, warga saling berbagi makanan sehingga menambah keakraban dan kekompakan.

"Di momen ini lah kadang-kadang banyak kue-kue yang jarang kita temui di pasar pada umumnya, dibawa oleh warga saat robo-robo," katanya.

(pian/ant)

Sabtu, 17 September 2022

Ajang Jogja Craft Indo, Mempromosikan Produk Unggulan Daerah Di Tingkat Nasional

Ajang Jogja Craft Indo, Mempromosikan Produk Unggulan Daerah Di Tingkat Nasional
Ajang Jogja Craft Indo di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. (BorneoTribun/Prokopim Setda Ketapang/Rio)
BorneoTribun Sekadau - Mempromosikan produk-produk unggulan daerah di tingkat nasional, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya mengikuti ajang Jogja Craft Indo di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. 

Jogja Craft Indo adalah pameran perdagangan, UMKM, pariwisata, ketahanan pangan, dan investasi yang digelar selama tiga hari mulai 16-18 September 2022 di Sleman City Hall. 

Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo mengatakan keikutsertaan Kabupaten Kubu Raya di pergelaran Jogja Craft Indo bertujuan mengenalkan potensi dan produk unggulan daerah di tingkat nasional.  

“Mudah-mudahan tujuan utama supaya produk kita dikenal dan kemudian bisa mendapatkan pasar dapat terwujud,” ujar Sujiwo seusai mengikuti pembukaan pameran di Sleman City Hall, Jumat (16/9/2022). 

Sujiwo menilai kehadiran Kubu Raya pada Jogja Craft Indo sangat strategis. 

Sebab pameran tersebut juga menjadi forum interaksi bisnis yang dapat meningkatkan pemasaran tidak saja di dalam negeri tapi juga di luar negeri.  

“Sehingga para pelaku UMKM di Kubu Raya ini mempunyai market yang jelas ke depannya dan berbagai produk kita dikenal oleh daerah lain,” tuturnya.  Pelaksana Tugas Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Kubu Raya Maria Agustina mengatakan Jogja Craft Indo adalah pameran ekonomi kreatif. 

Ia menerangkan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya tidak menjual langsung produk yang dipamerkan kepada pengunjung yang datang. 

Menurutnya, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu selaku dinas yang mempromosikan potensi dan produk unggulan daerah lebih berupaya memperkenalkan dan memfasilitasi antara pembeli dan produsen.   

“Nah, makanya di sini kami hanya membawa tester-tester dan contoh-contoh produk unggulan kita baik dari UMKM maupun Dekranasda."

"Dan di sini juga kita mencoba mengenalkan potensi Kabupaten Kubu Raya khususnya tema kali ini kita angkat tentang mangrove yang menjadi unggulan di Kubu Raya,” jelasnya.  

Karena itu, lanjutnya, yang menjadi prioritas adalah memperkenalkan daerah dan potensi-potensi unggulan daerah termasuk beragam produk UMKM yang ada.  

“Walaupun ada beberapa produk kita yang terkesan mirip dengan sejumlah produk dari daerah lain, kita tetap yakin dan optimistis bahwa produk-produk kita punya kekhususan sendiri,” ucapnya. 

“Tadi ada beberapa pengunjung pameran yang tertarik dengan miniatur sampan menanjak produk kita."

 "Selain itu juga ada beberapa yang mencoba coklat kita dan mereka mengakui bahwa coklat kita rasanya tidak kalah dengan coklat produksi daerah lain,” imbuhnya.  

Maria mengungkapkan di ajang Jogja Craft Indo, pihaknya membuka akses komunikasi antara calon pembeli dengan para pelaku UMKM di Kubu Raya.  

“Nah, ini yang kita harapkan bahwa masyarakat mengenal dulu tempat kita dan kalau mereka berminat, mungkin dalam kapasitas cukup besar, kita memberikan identitas para UMKM kita di mana nanti mereka bisa berkomunikasi secara langsung,” pungkasnya.

(pian/rio)

Rabu, 14 September 2022

Daya Tarik Wisatawan, Edi Rusdi Kamtono Terus Dorong Kegiatan Budaya di Kota Pontianak

Wali Kota Pontianak dorong berbagai kegiatan budaya yang diselenggarakan di kota itu untuk menjadi daya tarik kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Festival Meriam Karbit, salah satu kegiatan andalan di Kota Pontianak yang menarik wisatawan
Festival Meriam Karbit, salah satu kegiatan andalan di Kota Pontianak yang menarik wisatawan. (Foto BorneoTribun/HO-Jimi)
BorneoTribun Pontianak -- Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono menyatakan, pihaknya terus mendorong berbagai kegiatan budaya yang diselenggarakan di kota itu untuk menjadi daya tarik kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

"Beberapa agenda seperti peringatan Titik Kulminasi Matahari di Tugu Khatulistiwa, Festival Meriam Karbit dan lainnya perlu dilaksanakan secara nasional, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Pontianak," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Selasa (13/9/2022) kemarin.

Dia berharap satu kali acara di antara Maret atau September Titik Kulminasi Matahari itu bisa dimeriahkan secara nasional.

"Kemudian Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Pontianak, dirangkai agar lebih semarak lalu dikolaborasikan dengan komunitas,” kata Edi.

Kemudian, Edi Rusdi Kamtono juga meminta agar cabang olahraga (cabor) unggulan seperti sepakbola, bola voli, dan bulutangkis untuk ditingkatkan kualitasnya baik secara manajemen maupun sarana dan prasarana penunjang atlet.

Sebagai contoh, Edi Rusdi Kamtono menyebut olahraga air dragon boat atau perahu naga dapat dipilih sebagai kegiatan yang bisa menarik baik warga lokal maupun wisatawan nasional.

“Seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh Disporapar (Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata) semuanya dimulai dengan semangat wisata. Dan wisata tidak hanya memanfaatkan destinasi, tapi juga kegiatan-kegiatan seperti olahraga serta lainnya," kata Edi Rusdi Kamtono.

Namun, lanjut kata Edi Rusdi Kamtono, dalam prosesnya memerlukan sinkronisasi antar OPD, seperti penyelenggaraan ajang di waterfront, Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan, Dinas PUPR maupun Dinas Perhubungan Kota Pontianak.

Hal ini dalam rangka agar dinas-dinas terkait mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut sehingga berlangsung sukses. “Supaya saling menunjang, dikolaborasikan,” ujar Edi Rusdi Kamtono.

Edi Rusdi Kamtono juga mengemukakan bahwa beberapa komponen lainnya yang terkandung dalam Disporapar juga sedang diupayakan untuk diperbaiki, mulai dari infrastruktur, administrasi, tata kelola hingga keuangan, menjadi perhatiannya sekaligus mewadahi masyarakat untuk meningkatkan perekonomian.

(yk/ant)

Senin, 12 September 2022

Karolin Margret Natasa Dukung Pelestarian Tatung Di Landak

Karolin Margret Natasa bersama suami menghadiri perayaan Kelenteng Thian Cun Shin Ti Ngabang
Karolin Margret Natasa bersama suami menghadiri perayaan Kelenteng Thian Cun Shin Ti Ngabang. (BorneoTribun/Ho-Dekky)
BorneoTribun Ngabang - Bupati Landak periode 2017-2022 Karolin Margret Natasa bersama suami menghadiri perayaan ulang tahun tatung Li Shan Thai Ciong, Phak Ma Thai Ci, Sam Shan Ket Bong dan Chi Thian Thai Shin serta perayaan Kelenteng Thian Cun Shin Ti Ngabang yang bertempat di kediaman Cew Chai Fui Min, Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, minggu (11/09/22) malam.

Dalam perayaan tersebut dirangkai dengan ibadah dari umat Konghucu yakni warga Tionghoa yang berada di Kota Ngabang serta pertunjukan atraksi tatung dari Kelenteng Thian Cun Shin Ti Ngabang.

Karolin Margret Natasa sangat mendukung adanya tatung di Kabupaten Landak karena tatung merupakan salah satu tradisi dari etnis Tionghoa di Kalimantan Barat.

“Tatung ini merupakan kebudayaan masyarakat Tionghoa di Kalimantan Barat dan Kita tahu bahwa keberadaannya sangat banyak di Kota Singkawang, tetapi untuk masyarakat Tionghoa yang ada di Kabupaten Landak juga perlu melestarikan kebudayaan tatung di Kabupaten Landak,” ucap Karolin Margret Natasa.

Karolin Margret Natasa berharap kedepannya masyarakat Tionghoa di Kabupaten Landak dapat membuat parade tatung pada perayaan tahun baru Imlek serta Cap Go Meh di Kabupaten Landak.

“Pelestarian budaya seperti tatung ini bisa kita kemas dalamn bentuk event budaya di Kabupaten Landak, secara sederhananya dapat memberikan hiburan untuk masyarakat Kabupaten Landak, dan jika dikemas dengan baik bisa menarik wisatawan juga,” terang Karolin Margret Natasa.

(yakop/dekky)

Minggu, 11 September 2022

Bupati Paolus Hadi Buka Festival Budaya Paradje ke-14 di Sanggau

Bupati Paolus Hadi Buka Festival Budaya Paradje ke-14 di Sanggau
Festival Budaya Paradje ke-14 di Sanggau. (BorneoTribun/Ho-Diskominfo Sanggau)
BorneoTribun Sanggau - Pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh Bupati Sanggau, Paolus Hadi menandai dibukanya Festival Budaya Pardje’ ke-14, Sabtu (10/09/2022) di Istana Surya Negara Sanggau.

Bupati Sanggau Paolus Hadi S.IP M.Si dan isteri, Arita Apolina beserta tamu undangan tiba di lokasi sekitar pukul 09.00, kemudian melakukan ritual tolak ajong. Di gerbang istana, para tamu undangan disambut tepung tawar, sebelum memasuki lokasi acara. 

“Hari ini saya menghadiri pembukaan Paradje’ yang ke 14. Terimakasih kepada Raja Sanggau sebagai penyelenggara, bersama MABM. Saya juga senang karena banyak tamu, terutama dari persatuan forum raja-raja se-Indonesia, Matra, dan tentuanya raja-raja yang hadir, tamu undangan lainnya, dari seluruh kabupaten/kota. Paradje’ ini sudah menjadi tradisi kita, sudah menjadi agenda rutin wisata dan budaya Kabupaten Sanggau,” kata Paolus Hadi usai acara pembukaan.

Bupati Sanggau memaklumi jika belum semua even maupun perlombaan dapat dilaksanakan, mengingat kondisi yang baru pulih dari Covid-19. Untuk Pardje’ kali ini hanya ada satu even: lomba sampan.

“Tadi sudah dijelaskan panitia dan Raja Sanggau, bahwa even ini kita mulai lagi. Tapi yang utama adalah adat budaya kita, khususnya budaya Paradje itu bagian penting kita untuk memastikan Sanggau ini harus baik. Tradisi ini setiap tahun kita laksanakan. Cuma untuk pesta besarnya baru kali ini kita mulai,” ujarnya.

Bupati Sanggau mengaku Kabupaten Sanggau mendapat tawaran dari pengurus Masyarakat Adat Nusantara (Matra) agar Festival Paradje’ dapat ditingkatkan sampai tingkat nasional.

“Kita menyambut baik, mudah-mudahan ini bisa terlaksana. nanti kita atur supaya ini lebih orang datang apa sih budaya orang sanggau, teristimewa budaya Melayu,” pungkasnya.

Selain Forkompimda, para sultan dan raja se-Kalbar dan luar Kalbar juga hadir di acara tersebut, di antaranya: Sultan Pontianak Syarief Machmoed Melvin Alqadrie, Pageran Ratu Kerta Negara Ketapang Gusti Kamboja, Sultan Muhammad Jamaluddin III Gusti Muhammad Hukma, Raja Iswara Mahayana Dipati Karang Sari Gusti Fikri Azizurrahman Sah, Pangeran Ratu Raden Muhammad Tarhan, Pageran Agong Sri Negara Gusti Muhammad Effendy, Pangeran Ratu Mulawangsa Dr. Mardan Adijaya, Pangeran Prabu Kusuma Negara Raden Barry Danu Perdana, Yang Mulia, Karaeng Turikale VIII Maros, Irjen Pol. AA. Mapparessa.

(Libertus/Diskominfo)

Rabu, 31 Agustus 2022

Seniman Berperan Jaga Kelestarian Budaya

Pemerintah Kota Pontianak: Seniman Berperan Jaga Kelestarian Budaya
Para siswa menampilkan berbagai ragam seni dan budaya.
BorneoTribun Pontianak, Kalbar - Wakil Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Bahasan menyatakan para seniman berperan penting sebagai penjaga kelestarian budaya di daerah itu. 

"Keberadaan seniman mampu menjaga kelestarian seni dan budaya, oleh sebab itu kami mendukung seniman turut memberikan pembelajaran di sekolah-sekolah, khususnya di Kota Pontianak," kata Bahasan usai membuka Pementasan dan Pameran Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) 2022 di Rumah Adat Melayu Pontianak, Selasa (30/8/2022).

Dia menjelaskan banyak nilai kearifan lokal dan kebaikan pada kebudayaan, dan seniman merupakan penggerak maupun penjaga kelestarian nilai-nilai yang harus tetap dilestarikan oleh generasi penerus bangsa.

Dia menambahkan saat ini merupakan tahun kedua pihaknya melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak melaksanakan Program GSMS, sehingga dengan program tersebut, para siswa akan terlatih dengan pendidikan karakter berbudi luhur serta mandiri.

“Program GSMS juga menggali lebih dalam potensi seni dan budaya dari Kota Pontianak,” ujarnya.

Dia juga mengapresiasi pameran pada Expo Kreasi Siswa (Exis) hasil karya peserta didik Program GSMS yang digelar selama dua hari itu, sebagai wujud penghargaan dan kecintaan masyarakat Kota Pontianak terhadap warisan leluhur.

“Baik pendidik, pemerintah dan masyarakat, kami berharap kegiatan ini mendorong peserta didik untuk terus berkarya secara positif. Saya yakin anak-anak kita akan memiliki martabat yang luar biasa sehingga mari bersama-sama dalam nilai-nilai dan mencintai kesenian,” ajaknya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Sri Sujiarti menjelaskan, penerapan Program GSMS sudah menyasar kepada 16 sekolah di Kota Pontianak, dan pihaknya akan terus memperkuat berkolaborasi dengan para seniman dalam mengembangkan kesenian mulai dari sekolah.

“Ada 320 orang peserta yang tampil pada pameran pada Expo Kreasi Siswa yang merupakan hasil karya peserta didik program GSMS dari sepuluh SMP Negeri dan enam SD Negeri dengan rincian, tujuh sekolah menampilkan tari tradisional, dua sekolah menampilkan seni teater, empat sekolah menampilkan seni lukis dan tiga sekolah menampilkan desain grafis,” katanya.

(vian/ad/ant)

Minggu, 07 Agustus 2022

Petani Di Kledung Temanggung Gelar "Ruwat Rigen" Jelang Panen Tembakau

Bupati Temanggung M. Al Khadziq (kiri) menyiramkan air ke rigen dalam ruwat rigen yang diselenggarakan petani di Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Minggu (7/8/2022).
Bupati Temanggung M. Al Khadziq (kiri) menyiramkan air ke rigen dalam ruwat rigen yang diselenggarakan petani di Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Minggu (7/8/2022).

BorneoTribun, Temanggung - Petani di lereng Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro di Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu, menggelar tradisi "ruwat rigen" menjelang panen tembakau.

Ruwat rigen diawali dengan arak-arakan peserta dari 13 desa di Kecamatan Kledung dari lapangan Desa Kledung menuju Rest Area Kledung yang dipimpin oleh masing-masing kepala desa. Setiap desa membawa rigen serta nasi tumpeng dan ingkung.

Rigen adalah anyaman bambu berbentuk segi empat yang digunakan petani untuk mengeringkan tembakau.

Ketua Panitia Ruwat Rigen Basori Setyawan mengatakan ruwat rigen merupakan tradisi masyarakat petani tembakau. Sebelum melaksanakan panen tembakau, mereka mengadakan ruwat rigen.

Rigen dibersihkan dengan mencucinya dengan air dari Sendang Kamulyan, katanya.

Ia menyampaikan tujuan dari kegiatan ini sebenarnya masyarakat ingin berkumpul bersama, berdoa kepada Allah SWT agar panen tembakau tahun ini mendapatkan hasil yang maksimal, mendapatkan banyak rezeki, berkah dan berkah.

Pada rigen ruwat, Bupati Temanggung M. Al Khadziq secara simbolis menuangkan air ke rig yang dibawa masing-masing desa.

Bupati Temanggung M. Al Khadziq mengatakan, masyarakat Kecamatan Kledung menggelar hajatan menjelang panen tembakau yang dikemas secara tradisional dengan ruwat rigen.

"Ruwat rigen adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tembakau, segala sesuatu yang berhubungan dengan panen tembakau," katanya.

Ia menjelaskan, rigen merupakan salah satu alat untuk mengolah tembakau. Jadi kegiatan ini sebagai bentuk harapan masyarakat agar panen tembakau tahun ini bisa berjalan lancar, hasilnya bagus dan harganya juga bagus sehingga menjadi rezeki bagi masyarakat.

Khadziq mengatakan bahwa segala upaya dalam bertani tembakau dilakukan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Tradisi seperti ini membuktikan kedekatan masyarakat Temanggung antara ikhtiar dan do'a kepada Allah SWT.

(SDM/ANT)

Rabu, 30 Maret 2022

Diskusi Publik Forum Komunikasi Suku Dayak Kabupaten Melawi

Diskusi Publik Forum Komunikasi Suku Dayak Kabupaten Melawi
Hadiri Diskusi Publik Forum Komunikasi Suku Dayak Kabupaten Melawi, Ini Pesan Kapolres.

BorneoTribun Melawi, Polda Kalbar - Kapolres Melawi AKBP Sigit Eliyanto Nurharjanto, S.I.K., menghadiri Diskusi Publik Forum Komunikasi Suku Dayak Kabupaten Melawi di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Melawi, Sabtu (26/3/2022).

Dalam sambutannya Kapolres Melawi menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas dilaksanakannya diskusi.

“Kami menyambut baik kegiatan ini, Kami berharap kegiatan seperti ini terus dilaksanakan untuk menyatukan semua suku yang ada di Indonesia khususnya di Kabupaten Melawi, agar tercipta kerukunan antar suku, agama dan ras demi terciptanya Kamtibmas yang kondusif,” harapnya.

Lebih jauh, Kapolres Melawi mengajak kepada seluruh peserta diskusi agar ikut mensukseskan Program Vaksinasi Nasional dan selalu mematuhi protokol kesehatan.

Kapolres meminta semua pihak untuk dapat bersinergi dan bersama-sama menjaga Kamtibmas yang kondusif guna mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Diakhir sambutannya, AKBP Sigit menyampaikan pantun, “Hujan Turun Topan Melanda, Patah Satu Anak Tangga, Meskipun Kita Berbeda-Beda, Hidup Rukun Harus Dijaga.”

“Beli Sukun Jumlahnya Lima, Semua Gurih Saat Dirasa, Jika Rukun Dengan Sesama, Hidup Nyaman Akan Terasa,” tuntas Kapolres.


Penulis: Samsi/Humas Polres Melawi
Editor: Libertus

Kamis, 10 Februari 2022

Nadiem Beberkan Agenda Prioritas G20 di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan

Nadiem Beberkan Agenda Prioritas G20 di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Mendikbud Nadiem Makarim (Foto: Humas Kemendikbud)


BorneoTribun Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, Rabu (09/02/2022), mengumumkan agenda prioritas bidang pendidikan dan kebudayaan yang akan didorong pemerintah Indonesia, melalui kepemimpinan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada perhelatan G20.


“Presidensi G20 Indonesia yang diterima Bapak Presiden Joko Widodo pada Desember 2021 adalah sangat tepat, karena kita di Indonesia, dan semua negara di dunia saat ini sedang berupaya bangkit dari pandemi COVID-19,” ujar Nadiem dalam acara bertajuk “Kick Off G20 on Education and Culture”tersebut.


Mendikbudristek melanjutkan, momentum kepemimpinan ini dinilai tepat karena pada saat seperti inilah Indonesia dapat menunjukkan karakter bangsa yang luar biasa.


“Salah satu nilai dasar dari bangsa kita, yakni gotong royong, semakin penting untuk membantu kita dan dunia untuk pulih dan bangkit,” ujarnya.


Terkait agenda prioritas bidang pendidikan, Nadiem menyampaikan sejumlah terobosan Merdeka Belajar akan diperkenalkan kepada dunia sebagai praktik baik dan contoh untuk direplikasi oleh negara-negara lain di dunia. Ia pun berharap Indonesia dapat menginspirasi negara-negara maju dan berkembang, sekaligus mendapatkan kemitraan yang bermanfaat.


“Ada empat agenda prioritas bidang pendidikan yang akan kami perjuangkan sebagai pimpinan Kelompok Kerja Pendidikan G20, dan nanti ketika pertemuan puncak dengan menteri-menteri pendidikan. Pertama, Pendidikan Universal yang Berkualitas. Kedua, Teknologi Digital untuk Pendidikan. Ketiga, Solidaritas dan Kemitraan. Keempat, Masa Depan Dunia Kerja Pasca COVID-19,” terangnya.


Pada bidang kebudayaan, Nadiem mengungkapkan bahwa akan ada Konferensi Seni dan Budaya untuk Pemulihan dan pertemuan puncak dengan menteri-menteri kebudayaan di kawasan Candi Borobudur.


“Indonesia mengajak dunia untuk mendorong praktik-praktik hidup berkelanjutan berbasis budaya dan tercetusnya konsensus global untuk mencapai hal tersebut,” ujarnya.


Pada akhir sambutannya, Mendikbudristek mengajak masyarakat dan pemimpin dunia untuk menghasilkan aksi yang nyata dan bermakna.


“Mari wujudkan tema G20 ‘Recover Together, Recover Stronger’ jadi aksi nyata dan bermakna. Dengan semangat untuk pulih dan bangkit bersama, saya ingin mengajak semuanya untuk menguatkan gotong royong agar kita bisa menyukseskan Presidensi G20 Indonesia, serta mewujudkan Merdeka Belajar, Merdeka Berbudaya,” tandasnya.


Peresmian G20 di bidang pendidikan dan kebudayaan ditandai dengan pencabutan gunungan oleh Nadiem. Dalam pewayangan, gunungan menggambarkan kehidupan di alam semesta. Pencabutan gunungan merupakan lambang pergantian lakon, di mana manusia berjuang dan berusaha mengubah jalan hidupnya. Gunungan dalam logo G20 merepresentasi semangat dan optimisme masyarakat Indonesia, khususnya untuk bangkit dari pandemi dan segera memasuki babak baru kehidupan.


(HUMAS KEMENDIKBUD/UN)

Lebih 20 Tahun Imlek dan Cap Go Meh Dirayakan Warga Tionghoa Indonesia

Lebih 20 Tahun Imlek dan Cap Go Meh Dirayakan Warga Tionghoa Indonesia
Perayaan Festival Cap Go Me di Singkawang, Kalimantan Barat (foto: dok).


BorneoTribun Jakarta - Tanggal 1 Februari lalu diperingati sebagai Tahun Baru Imlek, yang sejak tahun 2003 menjadi hari libur nasional. Selang dua minggu setelah peringatan itu, dirayakan pula Cap Go Meh atau Festival Lampion. 


VOA - Menurut National Geography, beberapa ilmuwan memperkirakan jumlah warga Tionghoa berkisar 6 juta jiwa atau sekitar 2,2 persen dari penduduk Indonesia.


Perayaan Imlek pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dibatasi dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden No 14/1967 tentang pembatasan agama, kepercayaan dan adat istiadat China. Peraturan terhadap warga Tionghoa pada masa Orde Baru itu membuat perayaan Imlek sempat menghilang di Indonesia.


Puluhan Marga Tionghoa

Baru pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid yang akrab disapa dengan Gus Dur - Inpres Soeharto dicabut pada 17 Januari 2000.


Gus Dur menerbitkan Keppres No 6/2000 yang memberi kebebasan kepada warga Tionghoa untuk menganut agama, kepercayaan, dan adat istiadatnya. Gus Dur kemudian diberi gelar "Bapak Tionghoa Indonesia".


Wakil Ketua Umum Pariwisata di Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Johnnie Sugiarto mengatakan kepada VOA.


Johnnie Sugiarto (foto: courtesy).
Johnnie Sugiarto (foto: courtesy).


“Sejak diizinkan oleh pemerintahan Gus Dur untuk boleh merayakan Imlak, maka masyarakat Tionghoa berlomba menghidupkan kembali, sehingga ada 70 sampai 80 marga. Sekarang marga-marga itu punya kantor sekretariat sendiri, perpustakaan, asal usul marganya, keanggotaan dan punya kegiatan sembahyang kepada leluhur,” ungkapnya.


Kini sudah lebih dari 20 tahun warga Tionghoa di Indonesia, seperti halnya di negara-negara lain bisa merayakan Tahun Baru Imlek.


Bahkan kini Cap Go Meh atau 15 hari setelah tahun Baru Imlek juga dirayakan sebagai acara penutup tahun baru.


“Cu Ie itu hari pertama tahun baru Imlek, dan cap go itu tanggal 15-nya Imlek, jadi 15 hari setelah Imlek,” jelas Johnnie.


Viral Lagu Imlek Indonesia


Tepat pada hari Imlek tahun ini, banyak warga Tionghoa mendapat ucapan selamat Imlek dari teman dan sanak saudara melalui media sosial. Salah satu yang menjadi viral adalah lagu Imlek Fa Fa Da Cai Yo.


Alena Wu - salah seorang penyanyi "Fa Fa Da Cai Yo" (foto: courtesy).
Alena Wu - salah seorang penyanyi "Fa Fa Da Cai Yo" (foto: courtesy).


Ditemui VOA, penulisnya, Icun Lin, 43 tahun mengatakan, “Sayapun tidak tau, tiba-tiba meledak begitu saja... saya mendapat kiriman banyak WA.


Jadi lagu Imlek ini karya sendiri, original, awalnya itu untuk exist, setiap tahun harus membuat satu lagu Imlek dengan gaya apapun, bisa rock atau gaya Arabia.


Saya mencoba untuk mengkaji pengalaman musik saja.”


Padahal kata Icun Lin, lagu ini merupakan lagu Imleknya ke-8. Namun kali ini dengan lirik bahasa Indonesia, maka dianggap orang sebagai lagu Imlek yang pertama di Indonesia.


Penulis lagu kelahiran Jambi itu menambahkan, “Awalnya itu kan semua full Mandarin, mungkin karena lebih khas ada bahasa Indonesianya. Mudah-mudahan lain kali ada bahasa Jawanya. Rencana saya kalau sudah sampai 10 lagu, akan saya jadikan album Tribute to Chinese New Year.”


Lagu Imlek Tampilkan Warga Tionghoa dari berbagai profesi

Satu hal menarik yang bisa diambil dari video lagu “Fa Fa Da Cai Yo” ini, menampilkan warga Tionghoa dari segala profesi, dari Walikota, polisi dan pembawa acara, seperti dijelaskan salah seorang penyanyinya, Alena Wu: “Saya bangga sekali bisa ikut dalam lagu ini, karena pesan keragamannya. Di sini ada 2 polisi, ada yang bergerak di bidang politik, MC, jadi tidak semuanya penyanyi dan tidak semuanya beragama Kristen atau Budha, ada yang Muslim juga.”


Grup penyanyi Fa Fa Da Cai Yo (foto: courtesy).
Grup penyanyi Fa Fa Da Cai Yo (foto: courtesy).


Perayaan Imlek akan ditutup dengan Cap Go Meh yang berlangsung tanggal 15 Februari. Biasanya perayaan yang paling meriah berlangsung di Singkawang, Kalimantan Barat.


“Singkawang secara tetap merayakan Cap Go Meh. Jadi sebenarnya itu peristiwa budaya yang ditarik ke pariwisata. Makanya begitu hari pertama Imlek sampai Cap Go (hari ke-15) kota itu ramai pengunjung. Jadi bisnis semuanya berjalan karena di Singkawang sebagian besar penduduknya Tionghoa dan sudah sekian periode, Walikota Singkawang adalah orang Tionghoa,” ujar Johnnie Sugiarto yang menangani pariwisata dalam Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI).


Kini penduduk Jakarta pun bisa ikut merayakan Cap Go Meh dengan nuansa Tionghoa, sejak Pecinan atau kota Cina dibangun di kawasan Pantai Indah Kapuk dengan nama PIK Pancoran yang diresmikan November 2020. [ps/em]


Oleh: VOA Indonesia

Minggu, 06 Februari 2022

Syafi'i Yanto Terpilih sebagai Ketua MABM Sekadau Antar Waktu

Syafi'i Yanto Terpilih sebagai Ketua MABM Sekadau Antar Waktu
Syafi'i Yanto Terpilih sebagai Ketua MABM Sekadau Antar Waktu.


BorneoTribun Sekadau, Kalbar - Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sekadau menggelar Musyawarah Gabungan Dewan Perwakilan Daerah bertempat di GOR Haji Matkali Yayasan Amaliah, Minggu (6/2/2022).


Musyarah ini dilaksanakan untuk memilih ketua MABM Kabupaten Sekadau antar waktu di sisa periode 2019 -2024.


Pemilihan pengurus baru ini didasarkan karena ketua MABM sebelumnya berhalangan melaksanakan tugas, 


Maka dengan hal tersebut dilaksanakan musyawarah yang di ikuti Dewan Pengurus Adat, Dewan Penasehat, Dewan Pemangku Adat, tokoh agama, tokoh adat dan penasehat serta kandidat ketua.


Ada tiga kandidat yang maju dalam pemilihan ketua MABM diantaranya Syafi'i Yanto, Agustami, dan Gusti Mahmud Buang.


Pemilihan dilakukan dengan cara voting yang memiliki hak suara berjumlah 92 suara.


Usai pemilihan ketua antar waktu MABM Kabupaten Sekadau, Syafi'i Yanto berhasil meraih suara terbanyak dengan jumlah suara 47.


Sedangkan Agustami mendapatkan 26 saura, kemudian Gusti Mahmud Buang 18 suara dan abstein 1 suara.


Ditemui usai kegiatan Syafi'i Yanto mengucapkan terimakasih atas pelaksanaan musyawarah gabungan dewan perwakilan daerah dalam rangka memilih ketua MABM antar waktu.


"Dengan keterpilihan antar waktu ini mari menjaga marwah Melayu dan mengembangkan MABM kedepan," ucap Syafi'i Yanto yang juga menjabat sebagai Camat Sekadau Hilir.


Syafi'i Yanto juga mengajak kepada kandidat yang ikut dalam pemilihan ini, marilah bersama-sama membangun MABM Kabupaten Sekadau ke depan.(mus)

Jumat, 03 September 2021

Ulang tahun Altar Nek Payong Samabue yang ke 2 Dayak Bajare Samalantan

Ulang tahun Altar Nek Payong Samabue yang ke 2 Dayak Bajare Samalantan
Ulang tahun Altar Nek Payong Samabue yang ke 2 Dayak Bajare Samalantan. 

BorneoTribun Bengkayang, Kalbar -- Meski situasi pandemi COVID-19 yang menghantui semua masyarakat baik bengkayang maupun dunia, komunitas adat Dayak Bajare, kecamatan samalantan, kabupaten bengkayang tetap menggelar upacara ulang tahun Altar Nek Payong Samabue yang ke-2 tahun 2021, Jumat (3/9/2021). 

Ketua Kemunitas Bawikng Mongko Tajur Bernadus Mikra Januardi mengatakan, sebagai orang dayak tetap menjunjung tinggi adat istiadat.


"Jadi sebelum acara ritual adat ini laksanakan yang pertama kegiatan adatnya harus dilaksanakan terlebih dahulu dalam bahasa dayak bajare Nyangahant/ritual persembahan itu merupakan adat yang wajib terlebih dahulu dilaksanakan tidak boleh tidak, tidak boleh asal-asalan atau sembarangan disini ada bawa yang namanya  tandu ibaratnya besi yang tajam tetapi adat itu tetap dilaksanakan karna itu yang diutamakan," kata Bernadus Ketua Komunitas Mongko Tajur kepada awak media.

Selebihnya, kata Bernadus, acara Ritual Ulang Tahun Nek Payong Samabue ini sampai saat ini masih tetap dilestarikan.

"Saya ini keturunan yang ke 4 yang sudah menjadi kewajiban saya untuk melestarikannya, dan harapan saya kedepannya secara pribadi saya sendiri sebagai seorang yang cinta akan adat istiadat akan tetap saya lestarikan dan tetap optimis, ya walaupun ada pro dan kontra sebagian ada yang mengatakan kalau ikut kegiatan seperti ini adalah hal yang tidak baik dan yang tidak wajar," terang Bernadus. 

Bernadus menuturkan, Komunitas ini sudah berjalan selama 2 tahun berjalan, kami ini masuk rumpun Dayak bajare, yang berada di desa marunsu, kecamatan samalantan, kabupaten bengkayang, Kalbar. 

"Saya juga mohon doa dan dukungannya supaya kegiatan hari ini di barakati Jubata supaya aman dan berjalan lancar tanpa ada kendala apapun," katanya. 

Senada juga apa yang disampaikan Manda, bahwa dia tertarik bergabung di komunitas, karena dia juga ingin melestarikan adat budaya Dayak.

"Ini sudah menjadi adat tradisi kita orang dayak yang ada di kecamatan samalantan ini," tutup Manda.

Penulis : Rinto Andreas

Minggu, 22 Agustus 2021

Cintai Budaya Daerah, Sanggar Humaniora Kodim Sintang Ikuti Lomba Lagu Daerah

Cintai Budaya Daerah, Sanggar Humaniora Kodim Sintang Ikuti Lomba Lagu Daerah
Cintai Budaya Daerah, Sanggar Humaniora Kodim Sintang Ikuti Lomba Lagu Daerah. 

BORNEOTRIBUN SINTANG, KALBAR -- Sebagai generasi muda di era globalisasi atau yang istilah kerennya "Zaman Now", tak membuat Bastian Agrinitus anggota Sanggar Humaniora untuk melupakan Budaya Daerahnya, terbukti dengan dirinya mengikuti lomba lagu daerah mewakili Sanggar Humaniora Kodim Sintang, Sabtu (21/08/2021).

Bertempat di Studio Humaniora, Bastian Agrinitus yang merupakan siswa kelas X MIPA SMA N 3 Sintang ini merekam suaranya untuk dilombakan di tingkat Nasional dengan menyanyikan 2 buah lagu, diantara Lagu Dayak Apang Semangai dan Barenyah.

Dibantu oleh Serka Adhit, selaku anggota Pendim Sintang, Agrinitus merekam sekaligus membuat video yang nantinya akan dikirim ke panitia lomba lagu daerah.

Baatian Agrinitus mengaku, motivasinya mengikuti lomba yaitu ingin menumbuhkan sikap cinta budaya terutama pada budaya Dayak, melestarikannya, mengenalkan dan mengembangkannya sebagai generasi muda yang Berbudaya.

"Semoga nantinya bisa mendapatkan hasil yang optimal, sehingga bisa membanggakan Sanggar Humaniora dan masyarakat Sintang pada umumnya", Pungkas remaja yang tinggal di Gg Sejati, Lintas Melawi Sintang ini.

HMS/ERIK.P

Sabtu, 21 Agustus 2021

Sanggar Asal Sintang Ikut Lomba Tari Tradisional Tingkat Nasional

Sanggar Asal Sintang Ikut Lomba Tari Tradisional Tingkat Nasional
Sanggar Asal Sintang Ikut Lomba Tari Tradisional Tingkat Nasional. 

BORNEOTRIBUN SINTANG, KALBAR - Sanggar binaan Kodim 1205/Sintang, Sanggar Humaniora mengikuti lomba Tari Tradisional tingkat Nasional secara Virtual dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 76, Jumat (20/08/2021).

Sanggar yang dibina langsung oleh anggota Kodim Sintang, Serda Jumadi ini mengirimkan 3 Tari kreasi tradisional dan 2 Lagu daerah. 

Perlombaan sendiri dilaksanakan secara Virtual dengan mengirimkan hasil rekaman video Tarian dan Lagu yang sudah direkam oleh peserta.

Serda Jumadi mengatakan bahwa Sanggar Humaniora dalam 1 bulan ini telah menyiapkan anak - anak Sanggar guna mengikuti perlombaan ini. 

"Kami menurunkan 3 Kelompok tari daerah, dan 2 lagu daerah dalam perlombaan ini," ujarnya. 

"Untuk lokasinya sendiri kami mengambil gambar di Eks Lapter Susilo Sintang, karena disitu nampak Bukit Kelam sebagai Biground dari Tarian yang akan dilombakan, harapan saya semoga Sanggar Humaniora Kodim Sintang mendapatkan hasil yang terbaik," katanya.

HMS/ERIK.P

Sabtu, 19 Desember 2020

UNESCO Tetapkan Pantun sebagai Warisan Budaya Dunia Takbenda

Sumber: Humas Kemlu

Borneo Tribun | Jakarta - Tradisi Pantun telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda  pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020).

Nominasi Pantun yang diajukan secara bersama oleh Indonesia dan Malaysia ini menjadi tradisi budaya Indonesia ke-11 yang diakui oleh UNESCO, setelah sebelumnya Pencak Silat diinskripsi sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tanggal 12 Desember 2019.

UNESCO menilai Pantun memiliki arti penting bagi masyarakat Melayu bukan hanya sebagai alat komunikasi sosial, namun juga kaya akan nilai-nilai budaya dan agama yang menjadi panduan moral. Pesan yang disampaikan melalui Pantun umumnya menekankan keseimbangan dan harmoni hubungan antarmanusia.

Bagi Indonesia, keberhasilan penetapan Pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda tidak lepas dari keterlibatan aktif berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah, maupun berbagai komunitas terkait Pantun seperti Asosiasi Tradisi Lisan (ATL), Lembaga Adat Melayu, Komunitas Joget Dangdut Morro, Komunitas Joget Dangdut Sungai Enam, Komunitas Gazal Pulau Penyengat, Sanggar Teater Warisan Mak Yong Kampung Kijang Keke, serta sejumlah individu dan pemantun Indonesia.

Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, Surya Rosa Putra menyampaikan bahwa sebagai nominasi Indonesia pertama yang diajukan bersama dengan negara lain, inskripsi Pantun memiliki arti penting bagi Indonesia dan Malaysia, yang merefleksikan kedekatan dua negara serumpun yang berbagi identitas, budaya, dan tradisi Melayu.

Pantun merupakan tradisi lisan komunitas Melayu yang telah hidup lebih dari 500 tahun. Pantun digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran melalui syair yang berima. Umumnya pantun digunakan dalam nyanyian dan tulisan di upacara adat dan pernikahan. Saat ini, tidak hanya sebagai identitas Melayu, Pantun juga telah menjadi media pendukung dalam pemberdayaan ekonomi kreatif.

Ke depan, Indonesia dan Malaysia berkomitmen untuk terus melakukan berbagai upaya untuk memastikan pelindungan Pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda melalui pelibatan aktif komunitas lokal di kedua negara. Pantun juga dilestarikan dengan diajarkan secara formal di sekolah dan melalui kegiatan kesenian. 

(YK/KBRI PRANCIS/UN)

Selasa, 28 Juli 2020

Lasarus Bantu 50 Unit Rumah Untuk Warga Nanga Nyabau



BORNEOTRIBUN I KAPUAS HULU - Disela-sela kunjungan kerjanya dikapuas hulu, kalimantan barat, Lasarus S.Sos, M.Si ketua komisi v DPR RI serta penasehat DPD Repdem meninjau secara langsung puing-puing pasca kebakaran yang melanda rumah betang sao langke di panimpan bolong, nanga nyabau, putusibau utara, kapuas hulu. Senin, 27/7/20 kemarin.

Dalam kunjungannya tersebut, sebagai tokoh kalbar dan bentuk keprihatinannya, Lasarus berjanji akan mendirikan kembali 50 unit rumah untuk masyarakat nanga nyabau sebagai bentuk tanggungjawabnya atas dukungan yang telah diberikan masyarakat krpadanya sebagai perwakilan rakyat dapil II kalbar. 

" saya sangat prihatin atas musibah yang menimpa cagar budaya tersebut. Saya akan bantu 50 unit untuk masyarakat. Terimakasih masyarakat yang sudah menerima kehadiran saya disini ". Ujar lasarus.

Lasarus juga menyempatkan diri melakukan peninjauan hutan adat di sekitaran rumah betang sao langke di panimpan.

Penulis : Adi / Khoirul
Editor    : Herman


Rabu, 08 Juli 2020

Gawai Dayak Nosu Minu Podi Ke - XVI Di Sanggau Berlangsung Sederhana


Fhoto : Bupati Sanggau, Paolus Hadi

BORNEOTRIBUN I SANGGAU - Gawai Dayak Nosu Minu Podi ke XVI tingkat Kabupaten Sanggau di Rumah Adat Dori Mpulor berlangsung sederhana,  karena di tengah pandemi Covid19, acara tak bisa berlangsung secara normal, tidak ada pesta rakyat, yang di laksanakan hanya ritual adat yang menandai perayaan puncak event budaya tahunan di Kabupaten Sanggau itu.

Rangkaian Gawai Nosu Minu Podi ke XVI di tengah pandemi Covid19 kali ini relatif singkat. Diawali dengan ritual Nosu Minu Podi di ladang yang berlokasi tidak jauh dari Dori Mpulor, dilanjutkan dengan ritual Mpokant Podagi di rumah adat Dayak dan penanaman berbagai jenis pohon terutama pohon Ulin atau kayu Belian.

Sekjend Dewan Adat Dayak Kabupaten Sanggau, Urbanus, mengatakan,
"Ritualnya kami berdoa kepada Tuhan, tetapi doanya menggunakan bahasa Dayak. Jadi benih padi yang diambil dari ladang itu diangkat semangatnya setinggi-tingginya lalu dibawa ke lumbung yang ada rumah adat ini dengan iringan doa sepanjang perjalanan ". Paparnya.

Sesampai di lumbung, benih padi kembali didoakan agar ketika nanti ditanam, bibit ini menghasilkan padi yang subur dengan hasil yang melimpah.

Kendati Gawai Dayak Nosu Minu Podi ke XVI dilaksanakan secara sederhana, namun Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Sanggau Yohanes Ontot mengharapkan, ini tidak menyurutkan semangat masyarakat Dayak untuk terus melestarikan tradisi yang sudah dilakukan turun temurun tersebut.

"Inti gawai ini kan Nosu Minu Podi, nah acara yang lain-lain dilakukan setelah acara inti. Dalam kondisi pandemi Covid19 ini, acara pesta rakyat bersama masyarakat adat Dayak dari 15 kecamatan se Kabupaten Sanggau tidak bisa dilaksanakan ". Kata Yohanes Ontot.

Ia meminta masyarakat adat tidak berkecil hati karena Gawai Dayak Nosu Minu Podi tahun ini hanya ritual adat saja. Sebab menurutnya, sebagai masyarakat adat yang punya tanggung jawab melindungi seluruh komponen adat di Kabupaten Sanggau, masyarakat Dayak harus mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

Sementara itu, Bupati Sanggau Paolus Hadi mengungkapkan Gawai Dayak sejalan dengan visi misi pemerintah daerah untuk menjadikan kabupaten ini semakin berbudaya. Karenanya, Gawai Dayak menjadi salah satu event kebudayaan yang rutin dilaksanakan setiap 7 Juli.

"Kita (Pemerintah Daerah) sudah memfasilitasi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan adat istiadat serta budaya, termasuk Gawai Dayak. Gawai Dayak tingkat kabupaten, ini untuk menutup seluruh rangkaian gawai di Kabupaten Sanggau ". Tuturnya.

"Dengan situasi sekarang, kita dihadapkan dengan pandemi Covid19, kita tidak melaksanakan pesta gawai seperti biasa.  Artinya, kegiatan-kegiatan yang sudah baku dilakukan setiap tahun tidak dilaksanakan. Yang dilaksanakan yaitu ungkapan syukur secara adat dan secara agama ". Tambah Bupati.


Penulis : Libertus / Tim
Editor    : Herman




Selasa, 07 Juli 2020

DAD Kapuas Dukung Ritual Pomang Nosu Minu Podi Di Dusun Sanjan


Fhoto : Pelaksanaan Ritual Pomang Nosu Minu Podi

BORNEOTRIBUN I SANGGAU - Sekjen DAD Kabupaten Sanggau, Urbanus didampingi oleh ketua DAD Kecamatan Kapuas Andreas Sisen menghadiri acara pomang Nosu Minu Podi ( memanggil semagat padi di Dusun Sanjan Desa Sungai Mawang yang dirangkai dengan kegiatan di Rumah Betang Dori Empulor. Selasa, 7/7/2020 Pagi.

Pomang Nosu minu podi atau memanggil semagat padi ini dilakukan dalam rangka Gawai dayak Kabupaten Sanggau XVI.

"Gawai Dayak Kabupaten Sanggau seyogiyanya kita lakukan setiap tahun pada tanggal 7 - 9 bulan Juli, namun karena susana Pandemi Covid-19 yang melanda Dunia termasuk Wilayah Kabupaten Sanggau, Sehingga pesta Gawai Dayak tahun 2020 ini kita tiadakan ". Ungkap Urbanus.

Urbanus menambahkan bahwa memang pesta gawai dayak tahun 2020 tidak dilaksanakan namun kegiatan ritual pomang mpokant Podagi dan pomang Nosu Minu Podi tetap dilakukan dengan protokol kesehatan pemerintah.

Ditempat yang sama, ketua DAD Kecamatan Kapuas, Andreas Sisen sebagai tuan rumah kegiatan di tahun 2020 ini mengatakan bahwa pengambilan semengat padi tetap di lakukan.

"Kegiatan ritual manggil semangat padi ini kita lakukan di bawas ( bekas ladang) di Dusun Sanjan Desa Sungai Mawang, ini wajib kita lakukan setiap tahun, dan semangat padi yang kita ambil ini kita bawa ke jurong di rumah betang Dori' Mpulor ". Ujar ketua DAD Kecamatan Kapuas, Andreas Sisen.

Hal serupa juga di sampaikan oleh Tokoh Masyarakat Dusun Sanjan, Petrus yang mengatakan bahwa prosesi yang di lakukan merupakan semangat dengan acara ritual Sengiyang Semangat Padi atau roh padi untuk di bawa ke ke Jorong yang ada di rumah betang dori' Mpulor

"Manggil semangat padi ini atau Sengiyang semangat padi ( roh semangat padi ) yaitu mengambil semangat padi ini wajib kita lakukan setiap tahun, ini merupakan ritual yang kita lakukan setiap tahun. Sengiyang Semangat Padi atau roh semngat padi ini sudah kita lakukan turun temurun dari jaman nenek moyang, dan semangat padi yang kita ambil atau kita pomang kita bawa ke Jorong yang ada di rumah betang dori' Mpulor serta kita simpan sampai tahun depan". Pungkas Petrus.


Penulis : Libertus Liber
Editor    : Herman



Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno