Tanjung Priok Memanas, Sejumlah Preman Pecahkan Kaca Truk Ekspedisi
Tangkapan layar media sosial. |
-->
Tangkapan layar media sosial. |
Screenshot Akun WhatsApp palsu. |
Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dalam aksi demo setelah pelaksanaan Salat Idulfitri di kompleks Masjidil Aqsa di Jerusalem, Kamis (13/5/2021). (Anadolu Agency/Mostafa Alkharouf) |
Ngomentar HOAX di FB, Polisi Panggil pemilik akun Facebook Japri Melawi. |
Pembuat Konten Penghinaan di Medsos Diamankan Polisi, Masyarakat diharapkan Tetap Tenang. |
Pelaku pemukulan anak dibawah umur. |
Screenshot image. |
Sumber foto: siasatinfo.co.id |
Screenshot video youtube. |
Mantan Presiden AS, Donald Trump. |
Pekerja PETI. |
Bocah hirup asap fogging. (Instagram/@depok24jam) |
Image Google |
Klik gambar untuk menuju sumber post |
Klik gambar untuk menuju sumber post |
Klik gambar untuk menuju sumber post |
Klik gambar untuk menuju sumber post |
Klik foto untuk menuju sumber post (@txtdrkuliner) |
Gila, surprise in orang sampe buat rooftop kafe hancur gini?! Gaada etikanya anjir
— Txt dari Kuliner (@txtdrkuliner) March 9, 2021
Ini di Estuary Cafe, Jogja. Deket kos mimin dulu dan cafenya tuh termasuk yang bagus & elite, bisa-bisanya dihancurin gini pic.twitter.com/hdYiSEBIK4
Ditinggal gitu aja tanpa dibersihin & dirapihin, ada kursi & meja yg rusak juga pic.twitter.com/2kWc2Uqwhb
— Txt dari Kuliner (@txtdrkuliner) March 9, 2021
Kasian banget staffnya yang harusnya udah pulang istirahat bersihin sampe tengah malem ginipic.twitter.com/SlYCvxd5DS
— Txt dari Kuliner (@txtdrkuliner) March 9, 2021
Serahkan pelat palsu ke TNI. (Screenshot Video Youtube Hari Surya) |
Warga Pontianak Berinsial AS Diamankan Tim Dari Polda Kalbar Lantaran Sebarkan Informasi Bohong Soal Vaksin Sinovac. |
Warga Pontianak Berinsial AS Diamankan Tim Dari Polda Kalbar Lantaran Sebarkan Informasi Bohong Soal Vaksin Sinovac. |
Foto: Google Image |
Suasana di rumah duka Mbah Ginem yang jenazahnya dibawa anaknya pakai motor di Boyolali, Jumat (30/10/2020) . Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom |
BorneoTribun | Boyolali - Video Sutejo( 50) yang mengendarai motor dan bawa jenazah ibunya di atas bronjong, viral di media sosial. Apa alasan ia nekat melakukan hal itu?
" Adik saya itu( Sutejo) tidak ingin ngrepotke( merepotkan) orang sebelah. Itu ia tidak ingin. Pokoknya ada apa- apa ditanggung sendiri," kata kakak Sutejo, Sri Suyamti( 60), ditemui wartawan di rumah duka, Dukuh Selorejo, Desa Kedunglengkong, Kecamatan Simo, Boyolali, Jumat( 30/ 10/ 2020).
Prinsip seperti itu yang diduga melatarbelakangi Sutejo nekat bawa jenazah ibunya, Ginem Suharti( 80), dengan memakai sepeda motornya dan ditaruh di atas bronjong. Sutejo pula bermaksud langsung memakamkan jenazah ibunya itu di makam Sucen, Desa Kedunglengkong walaupun belum dimandikan serta dikafani, Kamis( 29/ 10).
Tetapi perihal itu berhasil diurungkan para saudara serta tetangganya di situ. Sehabis dibujuk, jenazah Ginem akhirnya dapat dibawa balik ke rumah duka terlebih dulu buat disucikan sebagaimana mestinya.
Bagi Sri Suyamti, adiknya tersebut memanglah orangnya tertutup serta pendiam. Ia sangat tidak sering berteman dengan para tetangganya di Dukuh Bantulan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono.
" Aku sakit ditengok sama tetangga itu tidak boleh. Orangnya tertutup, tidak pernah keluar," imbuh dia.
Sutejo ialah anak bungsu dari Ginem Suharti. Ia bertempat tinggal satu pekarangan dengan Sri Suyamti, di Banyudono. Ia pula telah berkeluarga serta mempunyai 2 orang anak.
Tadinya diberitakan, video pemotor bawa jenazah yang ditaruh di atas bronjong viral di media sosial, Kamis( 29/ 10). Nampak dalam video itu, jenazah diletakkan di papan di atas bronjong yang terletak di bagian balik motor. Jenazah ditutup kain jarik motif batik serta diikat memakai tali ban.
Dari rekaman video tersebut terdengar seseorang wanita mempertanyakan, apa yang dibawa laki- laki pengendara motor itu. Sebab wujudnya yang mirip jenazah orang. (Yk/Er)
Terkait Video Diduga Mesum Yang Beredar, Sekjen DAD, Ketua PDKS dan Ketua TBBR Mendatangi Polres Sanggau. (Foto: BT/LB) |
BorneoTribun | Sanggau, Kalbar - Sekjen DAD, Ketua PDKS dan Ketua TBBR mendatangi Polres Sanggau untuk membuat aduan terkait tersebarnya video diduga mesum yang beredar di media sosial yang diduga terjadi di Rumah Betang Raya Dori Mpulor Sanggau, Sabtu, (24/10/2020).
Kedatangan Sekretaris Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sanggau Urbanus didampingi Ketua Umum Pemuda Dayak Kabupaten Sanggau (PDKS), Yuvenalis Krismono dan Ketua Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) Sanggau, Kancilkus serta Ketua Harian TBBR.
"Hari ini kami DAD Sanggau, PDKS dan TBBR Sanggau, secara resmi membuat aduan Polisi terkait video diduga mesum yang terjadi diduga di Rumah Betang Raya Dori Mpulor Sanggau,"kata Sekjen DAD Sanggau, Urbanus.
Urbanus juga mengucapkan terimakasih kepada jajaran Polres Sanggau yang telah menerima kami dengan baik untuk menyampaikan aduan terkait video diduga mesum tersebut. "Ia berharap dalam waktu dekat kasus video ini bisa terungkap oleh pihak Polres Sanggau, serta minta kepada masyarakat Sanggau agar bisa menahan diri dan memberikan kesempatan kepada kami untuk menentukan sikap terkait sanksi hukum adat,"ungkapnya.
Selain itu, pengurus ketiga organisasi itu, sangat menyayangkan ulah oknum muda – mudi melakukan perbuatan asusila di rumah Betang Dori’ Empulor yang diunggah di media sosial tersebut. Dan menyayangkan ulah oknum yang menyebarkan video tersebut ke media sosial, terutama facebook.
Sekjen DAD juga meminta kepada pihak kepolisian supaya orang yang didalam video tersebut diamankan terlebih dahulu. "Khawatirnya ada masyarakat diluar lembaga kami ini yang mengambil tindakan diluar hukum. Saya harap masyarakat bersabar, kemudian si pembuat dan penyebar juga kami minta diselidiki,"ujarnya.
Kasat Reskrim Polres Sanggau AKP Yafet E Patabang membenarkan telah menerima aduan dari DAD, PDKS dan TBBR Sanggau terkait beredarnya video diduga mesum yang terjadi di Rumah Betang Raya Dori Mpulor Sanggau. "Intinya sudah kita terima dengan baik dan segera kita tindaklanjuti,"katanya. (YK/LB)
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan. (Foto: Screenshot) |
BorneoTribun | Jakarta - Hoax masih marak beredar di media sosial (medsos). Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) Kominfo terkait pemblokiran media sosial.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan pemblokiran perusahaan media sosial harus melalui beberapa tahapan.
“Ada tahapannya. Kita tidak menyebutnya pemblokiran (media sosial), pasti ada tahapannya. Kalau media sosial bisa berkolaborasi dengan kita dalam mengerjakannya ketika kita sudah bertanya,“ ini buktinya, ini hoax, mengganggu ”, Tapi tidak ada tindakan, ada protokolnya, ada SOPnya, ”kata Semuel dalam jumpa pers virtual, Senin (19/10/2020).
“Jadi, pemerintah tidak bisa begitu saja melakukannya tanpa alasan yang jelas, itu tidak mungkin dilakukan,” imbuhnya.
Untuk memperjelas aturan yang mewajibkan media sosial untuk patuh kepada pemerintah, ketika ada informasi yang menyesatkan atau ada konten yang melanggar aturan yang tersebar di platform mereka untuk diturunkan atau take down, namun tidak ada itikad baik, Kominfo akan mengeluarkan Permen Kominfo.
Sayangnya, Dirjen Aptika tidak menyebutkan secara detil kapan permen Kominfo yang berisikan aturan pemblokiran medsos tersebut akan diterbitkan pemerintah.
“Nanti ada permen baru, di mana ada tahapan yang lebih jelas sebelum dilakukan pemblokiran, ada tahapan yang dikenai sanksi administratif, seperti denda, sehingga ada efek jera serta aturan yang lebih jelas,” kata dia. pria yang dipanggil Semmy.
"Kalau kita minta diturunkan harus ada bukti hukumnya. Pemerintah tidak bisa langsung," oh saya tidak memblokir ", tidak bisa. Ada tahapan. Apalagi kita sudah memasuki era demokrasi, tidak mungkin bagi pemerintah untuk bermain tangan besi, ”jelasnya.
Terkait hoax di media sosial, Kominfo baru saja mengungkap temuannya ada 2.020 hoax terkait virus Corona (COVID-19). Kominfo menyebutkan 1.197 hoax masuk kategori. Sedangkan dari 2.020 hoax, Kominfo mengklaim telah menghapus 1.759 hoax.
“Saat ini ada sekitar 2.020 hoax yang beredar di media sosial, ada 1.197 kategori. Dari 2.020 hoax tersebut, 1.759 hoax sudah diturunkan,” kata Dirjen Aptika. (red)
Subscribe di situs ini untuk mendapatkan update berita terbaru